Nabi Muhammad Bersiwak Sampai Sesaat Sebelum Kematian Menjemputnya

Nabi Muhammad berdoa saat dirinya sudah sulit berbicara.

Republika/Prayogi
Umat muslim berdoa saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW yang berada di kawasan Masjid Nabawi tersebut menjadi salah satu tujuan umat Islam saat berkunjung ke Kota Madinah. Tempat tersebut menjadi area favorit para jamaah untuk melakukan amalan ibadah kepada Allah SWT yang diyakini menjadi tempat mustajab berdoa. Saat ini untuk masuk ke Raudhah diperlukan tasreh (izin masuk) yang dapat dapat diajukan secara mandiri melalui platform Nusuk, sebuah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.
Rep: Mabruroh Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bersiwak merupakan sunnah Nabi saw. Karena semasa hidupnya, Rasulullah sangat gemar bersiwak. Bahkan menurut ummul mukminin Aisyah RA, Nabi SAW bersiwak sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya.

Baca Juga


Kisah ini dituliskan oleh Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya Sirah Nabawiyah, Ulasan Kejadian dan Analisa Peristiwa dalam Perjalanan Hidup Nabi Muhammad bahwa saat itu sakit yang dialami Rasulullah semakin parah. Kemudian datanglah sahabat Usamah bin Zaid ke rumah beliau, beliau hanya diam dan tidak bisa berkata apa-apa, beliau mengangkat tangan ke langit, Usamah tahu bahwa beliau mendoakannya.

Kemudian Aisyah menopang Rasulullah saw, ia sandarkan beliau di antara dada dan lehernya. Abdurrahman bin Abu Bakar (kakak Aisyah) masuk, di tangannya membawa siwak, Rasulullah melihat siwak itu, lalu Aisyah berkata, 'Apakah engkau ingin aku ambilkan siwak itu?' Rasulullah memberi isyarat dengan kepalanya, 'Ya’.

Kemudian diambilkan siwak itu dari saudaranya, setelah itu ia kunyah dan lembutkan siwak itu lalu diberikannya kepada Rasulullah. Rasulullah kemudian bersiwak dengan cara siwak yang terbaik, di sela-sela itu beliau tiada hentinya mengucapkan, 'Bersama Golongan para Nabi, golongan para Nabi.

Beliau memasukkan tangan ke dalam ember kemudian diusapkan diwajah seraya berkata, "La Iläha Illallah, sungguh kematian itu pasti ada masa sulitnya." Beliau menengadahkan tangan lalu berdoa, "Bersama golongan para Nabi." Hingga beliau wafat dan tangan beliau miring. Riwayat lain menyebutkan; Nabi saw berdoa, "Ya Allah bantulah aku untuk menghadapi sakaratul maut."

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan; Aisyah mendengar Nabi saw berdoa sebelum wafat saat beliau menyandarkan punggung,"Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah aku, masukkan aku kedalam golongan para Nabi.”

Disebutkan bahwasanya Fatimah berkata, "Duhai menderitanya ayahku!" beliau kemudian menjawab, "Tidak ada lagi derita bagi ayahmu setelah ini." Saat meninggal Fatimah berkata, "Wahai ayah engkau penuhi panggilan Rabb, wahai ayah Surga firdaus adalah tempatmu, kepada jibril kami melepas kepergianmu." Saat beliau saw dimakamkan, Fatimah berkata kepada Anas, "Wahai Anas, apakah kalian senang menaburi Rasulullah dengan tanah?"

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler