Gelapnya Madinah di Hari Nabi Muhammad SAW Wafat
Ketika Nabi Muhammad wafat, kesedihan dan perasaan cemas dirasakan banyak orang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadits yang diriwaytkan dari Anas bin Malik RA menjadi gambaran tentang situasi Madinah di hari wafatnya Nabi Muhammad SAW. Juga bagaimana perasaan para sahabat yang seolah-olah terkoyak karena wafatnya Nabi SAW.
Dalam riwayat ini, Anas RA berkata:
يقول أنس بن مالك: لما كان اليوم الذي دخل فيه رسول الله صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ، أضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْ، فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَظْلَمَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ وَمَا نَفَضْنَا عَنِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم- الأَيْدِي حَتَّى أنْكَرْنَا قُلُوبَنَا.
"Pada hari ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Madinah, segalanya bercahaya. Tetapi pada hari wafatnya beliau SAW, segalanya jadi gelap. Saat kami ada di makam beliau untuk membersihkan (debu atau kotoran di atasnya) dengan tangan-tangan kami, hati kami seolah menyangkal (bahwa Nabi SAW telah wafat)." (HR Tirmidzi)
Gelapnya Madinah di hari ketika Nabi SAW wafat, berarti bahwa ada banyak kesedihan, perasaan cemas dan khawatir karena wafatnya Rasulullah SAW. Sebab, wafatnya Nabi SAW juga menjadi tanda terputusnya kabar dari langit.
Bahkan, dalam sebuah riwayat, digambarkan bagaimana Ibnu Abbas selalu menangis saat mengenang hari wafatnya Rasulullah SAW.
كان ابن عباس رضي الله عنهما إذا حدث عن موت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: يوم الخميس، وما يوم الخميس! ثم يبكى حتى يبلّ دمعه الحصى، فقيل له: يابن عباس، ما يوم الخميس؟ قال: اشتد برسول الله صلى الله عليه وسلم وجعه.
Dulu ketika Ibnu Abbas bicara soal wafatnya Nabi SAW, ia biasa berkata, "Hari Kamis, sungguh hari Kamis itu." Kemudian dia menangis sampai air matanya membasahi batu kerikil.
Seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas, "Wahai Ibnu Abbas, ada apa dengan hari Kamis itu?" Lalu Ibnu Abbas menjawab, "Di hari itu sakitnya Rasulullah SAW bertambah parah."
Wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah musibah yang lebih besar dari segala musibah yang akan dialami oleh setiap Muslim hingga Hari Kiamat kelak. Karena wahyu dan kenabian Rasulullah SAW telah terputus.
Karena itu pula, ketika seorang Muslim tertimpa suatu musibah, ingatlah penderitaan yang dialami oleh Nabi Muhammad. Insya Allah, akan menjadi semangat untuk rajin beribadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.