Romo Katolik Lulus UIN Suka Yogyakarta, Ternyata Begini Jurus Jitu Kampus untuk Non-Muslim

UIN Suka Yogyakarta mempunyai banyak program antariman

Dok Istimewa
Romo Katolik, Anthonius Michael (empat dari kanan) yang lulus Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rep: Silvy Dian Setiawan  Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta akan memperbanyak program antariman.

Baca Juga


Rektor UIN Suka Yogyakarta, Al Makin, mengatakan program antariman ini diperuntukkan bagi mahasiswa ataupun dosen non-Muslim untuk belajar dan berbagi ilmu di UIN Suka.

"Kedepan kita akan lebih memperbanyak lagi program antariman, sehingga UIN Sunan Kalijaga siap menjadi penghubung, menjadi tempat dimana semua umat, semua pemimpin nyaman untuk berbincang-bincang memikirkan perbedaan dan keberagaman yang ada di Indonesia dan di dunia," kata Al Makin kepada Republika.co.id, Kamis (8/6/2023). 

Hal ini disampaikan Al Makin menyusul seorang Romo Katolik, Anthonius Michael lulus ujian doktor di universitas tersebut. Romo Katolik ini menjadi lulusan doktor ke-908 di UIN Suka Yogyakarta, bahkan hal ini sempat viral di media sosial. 

Romo Katolik ini lulus dengan predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,75. Disertasinya berjudul Interaksi Agama dan Tradisi Lokal: Studi Akulturasi dan Apropriasi dalam Bangunan Rumah Ibadah Masjid Agung Rantepao dan Gereja St. Theresia Rantepao di Toraja. 

Al Makin menuturkan, pihaknya saat ini memiliki prioritas untuk menerima dan saling belajar antariman. Bahkan, sudah banyak mahasiswa ataupun dosen non-Muslim yang berkuliah dan mengajar di UIN Suka Yogyakarta. 

"Banyak Romo Katolik yang belajar di UIN Suka mengambil S2 dan S3, begitu juga pendeta Kristen, mahasiswa Hindu dan beberapa kawan-kawan dari Buddhisme juga datang ke UIN Suka. Begitu juga para romo, para pendeta, para pedanda juga datang ke UIN Suka mengajar dan berbagi ilmu," ucap Al Makin. 

Pada 2023 ini, UIN Suka juga kembali membuka Jalur Portofolio Keberagaman dan 3T yang ditujukan untuk calon mahasiswa non-Muslim. Tahun ini merupakan tahun kedua jalur tersebut dibuka dengan tidak memandang suku, agama, ras, dan golongan, serta untuk calon mahasiswa yang berasal dari daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).  

"Itu mungkin salah satu kontribusi kita yang bisa kita sumbangkan, baik untuk kaum akademisi yang ada di kampus maupun itu juga sekaligus menjadi kontribusi bagi masyarakat di Indonesia dan dunia," ujar Al Makin. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler