3 Ulah Penumpang Pesawat yang Menjengkelkan Pramugari
Perlu dicatat, pramugari bukanlah pelayan pribadi Anda selama di pesawat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pramugari bertugas membantu penumpang selama penerbangan. Namun, perlu dicatat bahwa mereka bukan pelayan pribadi Anda.
Untuk itu, penumpang juga perlu menghargai pramugari dan tidak melakukan tindakan yang bisa membuat mereka jengkel. Dilansir laman Best Life, Senin (12/6/2023), berikut tiga tindakan penumpang yang dianggap kasar dan menjengkelkan oleh pramugari:
1. Menyentuh pramugari
Menyentuh pramugari adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh penumpang. Pramugari yang tak menyebutkan namanya mengatakan dia pernah didorong, dicolek, bahkan dicubit ketika mencoba melakukan pekerjaan mereka.
Pramugari yang menuliskan pengalaman pahitnya di kolom The Sun menekankan bahwa hal itu sudah kelewat batas. "Tepukan lembut di bahu adalah hal yang paling kami terima. Tapi hanya dalam kasus yang sangat jarang terjadi,” kata pramugari tersebut.
2. Berteriak atau bersikap "sok tahu"
Kecuali dalam keadaan darurat, penumpang diimbau tak berteriak selama penerbangan. "Itu sangat tidak sopan dan menjengkelkan," kata pramugari.
Meskipun bersiul, berdecit, dan indikator vokal lainnya juga tidak ideal, namun hal tersebut memberikan keuntungan bagi beberapa penumpang karena tindakan ini dapat didasarkan pada faktor budaya dan bukan ketidaksopanan. "Sebagian besar dari kita memahami bahwa budaya yang berbeda menganggap hal yang berbeda dapat diterima dan kita tidak perlu tersinggung. Tidak semua orang berbicara bahasa Inggris dan mereka semua memiliki metode sendiri untuk menghubungi pramugari,” kata dia.
Selama cara menarik perhatian seseorang terlihat masuk akal, pramugari itu mengaku akan dengan senang hati membantu. Namun perlu diingat, kata-kata atau tindakan yang jelas-jelas merendahkan sama sekali tidak diperlukan.
3. Menekan tombol panggilan untuk keperluan non-darurat
Tentu saja, tombol panggilan berfungsi untuk memanggil pramugari tanpa harus beranjak dari tempat duduk. Namun hal ini termasuk hal yang dibenci oleh para pramugari.
"Kami diajarkan berpegang pada moto 'coke atau stroke' setiap kali kami mendengar bel itu. Artinya, setiap kali seseorang menekan tombol, bisa jadi mereka minta minum, atau bisa juga untuk keadaan darurat medis,” kata pramugari.
Pramugari menyarankan untuk hanya menggunakan tombol panggilan untuk sesuatu yang benar-benar penting. Jika kemudian pramugari tidak segera datang, penumpang bisa segera berdiri dan mencari bantuan.
Pramugari juga menekankan bahwa tombol panggilan bukanlah mainan interaktif bagi anak. Jika memang ada anak yang senang menekan tombol, pramugari menyarankan untuk mematikan bel panggilan, sehingga tidak mengganggu layanan di pesawat.
“Karena ada banyak bel panggilan lain di pesawat, yang membutuhkan bantuan kami dengan segera,” kata sumber pramugari.