Trump Mengaku tak Bersalah dalam Kasus Penyimpanan Dokumen Rahasia

Trump mengerutkan kening dan menyandar ke kursinya selama sidang yang berlangsung

AP
Mantan presiden Donald Trump tiba di Miami pada Senin (12/6/2023) untuk menghadapi dakwaan pidana federal.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI --  Mantan presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak bersalah atas dakwaan federal yang menuduhnya menahan dokumen-dokumen nasional ketika ia turun jabatan dan berbohong pada petugas yang mencari dokumen-dokumen itu. Permohonan itu disampaikan ke Hakim Federal AS Jonathan Goodman dalam sidang federal di Miami.

Permohonan ini tampaknya akan menjadi pertempuran hukum yang akan berlangsung selama berbulan-bulan. Pada saat yang sama, Trump berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih dalam pemilihan November 2024. Menurut pakar sengketa hukum ini dapat berlangsung selama satu tahun atau lebih.

Trump yang mengenakan jas biru dan dasi merah, mengerutkan kening dan menyandar ke kursinya selama sidang yang berlangsung 47 menit itu. Ia tidak berbicara selama sidang.

Dalam sidang, Selasa (14/6/2023) Trump diizinkan meninggalkan pengadilan tanpa syarat atau larangan bepergian dan tidak ada jaminan. Goodman melarangnya berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin menjadi saksi dalam kasus ini.

Staf Trump, Walt Nauta, juga didakwa dalam kasus ini. Dia datang bersama Trump, tapi tidak mengajukan permohonan tak bersalah sampai 27 Juni karena ia tidak memiliki pengacara setempat. Ia juga dibebaskan tanpa jaminan dan diperintahkan tidak berbicara dengan calon saksi.

Di depan gedung pengadilan para pendukung Trump bersorak "Kami cinta Trump" saat konvoi mobilnya meninggalkan gedung tersebut sekitar dua jam setelah ia tiba. Sidang ini merupakan sidang kedua yang Trump datangi dalam beberapa bulan terakhir.

Pada April lalu ia mengaku tidak bersalah atas kasus penyuapan seorang aktris film porno di New York. Trump merupakan mantan presiden pertama yang didakwa kejahatan federal.

Mengingat penyerangan ke Capitol Hill pada 6 Januari 2021 lalu, pihak berwenang bersiap menghadapi kemungkinan kekerasan. Tapi Walikota Miami Francis Suarez mengatakan tidak ada masalah keamanan.

Trump berulang kali mengaku tidak bersalah dan menuduh pemerintah Presiden Joe Biden sengaja mengincarnya. Di media sosial Trump menuduh Jaksa Khusus Jack Smith yang memimpin tuntutan padanya sebagai "pembenci Trump."

Saat singgah di sebuah restoran Kuba, Versailles, usai sidang, Trump mengatakan Amerika Serikat "dicurangi", "korup", dan "menurun."

"Pemerintahan kita sudah lepas kendali," kata Trump. Komunitas Kuba-Amerika di Florida merupakan pemilih Partai Republik di negara bagian yang kompetitif.

Dalam dakwaan yang diajukan ke juri yang dirilis pekan lalu Smith menuduh Trump membahayakan rahasia nasional dengan membawa ribuan ribuan dokumen sensitif saat ia meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021 lalu dan menyimpan dengan sembarangan di kediamannya Mar-a-Lago di Florida dan klub golfnya di New Jersey.

Dalam dakwaan tersebut, tercantum foto-foto yang menunjukkan kotak-kotak dokumen di simpan di aula, kamar mandi dan berserakan di ruang penyimpanan. Dokumen-dokumen itu berisi informasi mengenai program nuklir AS dan kerentanan pada potensi serangan.

Dakwaan setebal 37 halaman itu menuduh Trump berbohong pada petugas yang berusaha mendapatkan dokumen-dokumen itu kembali.

Dakwaan juga menuduh Trump berkomplot dengan Nauta untuk menyimpan dokumen rahasia dan menyembunyikannya dari penyidik. Nauta bekerja untuk Trump, baik di Gedung Putih maupun di Mar-a-Lago.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler