Lapisan Lilin pada Buah dan Sayuran, Apakah Berbahaya?
Apel dan anggur termasuk buah yang dijual dengan dilapisi zat lilin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buah-buahan dan sayuran yang mengilap sering ditemui di pusat perbelanjaan. Saat ini, banyak orang yang menyadari bahwa kilau itu berasal dari lapisan lilin buatan.
Lapisan lilin berfungsi memperbaiki penampilan dan memperpanjang umur simpan buah dan sayuran. Melalui akun Twitter-nya, chef yang juga selebritas, Vindy Lee, mengingatkan bahwa zat lilin pada buah, sekalipun food grade, dapat membahayakan sistem pencernaan dan ginjal ketika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan menggunakan pisau, Vindy lalu mengerik zat lilin dari sebuah apel. Ia lalu menjelaskan cara meluruhkan zat lilin yang melapisi apel.
"Masukkan apel ke dalam wadah, tambahkan dua sendok teh soda kue, dua sendok teh garam, dan air hangat sampai wadahnya penuh," kata Vindy.
Biarkan apel terendam selama 15 menit. Lalu, gunakan kuas khusus buah untuk menyikat apel.
"Setelah bersih, apel bisa dimakan dengan kulitnya," kata Vindy.
Wajar saja jika seseorang khawatir tentang efek buruk dari lilin semacam itu pada kesehatan. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar membutuhkan lilin buatan?
Para ahli mengatakan sangat penting untuk menjaga kadar air dalam buah dan sayuran. Buah dan sayuran memiliki lapisan lilin alami yang mempertahankan kelembapan di dalamnya, yaitu sekitar 80-95 persen.
Untuk tujuan pengemasan, buah dan sayuran ini dicuci secara menyeluruh sehingga lapisan lilin alaminya luntur dan harus diganti dengan lilin buatan untuk mencegahnya kehilangan air.
Apakah lilin buatan ini aman untuk dikonsumsi? Tidak semuanya. Penanggung jawab laboratorium di MitraSK Food Testing Services, Soumyadeep Mukhopadhyay menjelaskan jenis lilin apa yang berbahaya bagi kita dan jenis yang relatif aman.
"Di India, sesuai Undang-Undang Pemerintah yaitu, Keamanan Pangan dan Peraturan Standar, lilin alami seperti lilin candelilla, lilin lebah, dan lilin carnauba adalah jenis lilin makanan yang diizinkan dalam berbagai buah dan sayuran," kata Mukhopadhyay, dilansir Hindustan Times, Rabu (14/6/2023).
Semua lilin alami memiliki gugus ester (senyawa organik) yang tidak ada dalam lilin minyak bumi karena terbuat dari alkana dari berbagai karbon. Dokter Mukhopadhyay menjelaskan bahwa lapisan yang mengandung senyawa kimia morfolin dapat menyebabkan disfungsi hati atau ginjal.
Bagaimana mengetahui apakah lilin makanan aman? Spektroskopi FTIR adalah metode di mana sampel dari berbagai lilin diuji melalui Spektrometer FTIR.
Semua lilin alami memiliki kandungan grup ester yang tidak ada pada lilin buatan. FSSAI hanya mengizinkan lilin alami, sehingga lapisan lilin yang diuji FTIR pada produk tidak dianggap berbahaya. Di sisi lain, lilin yang tidak diizinkan bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Ini dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit perut.
Dilansir Center for Food Safety, bahan lapisan lilin dapat dibuat secara sintetik atau berasal dari sumber alami. Lilin alami dapat diperoleh dari serangga (misalnya lilin lebah dan lak) atau dari tanaman (misalnya lilin carnauba dan lilin candelilla).
Lilin ini, sebagai jenis bahan tambahan makanan, telah dievaluasi oleh Komite Pakar Bersama FAO/WHO untuk Bahan Tambahan Pangan, sebuah otoritas keamanan pangan internasional. Penggunaan lilin dalam makanan dinilai tidak akan menimbulkan masalah keamanan.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lapisan lilin adalah salah satu hal umum di pabrik pengepakan buah. Jenis lapisan lilin yang berbeda juga diperbolehkan untuk diterapkan pada makanan, termasuk buah-buahan.
Hal itu sesuai dengan Good Manufacturing Practice atau dalam tingkat maksimum yang ditentukan di berbagai negara, misalnya Australia, Selandia Baru, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Buah-buahan yang dilapisi dengan lilin food grade umumnya aman untuk dimakan.
Untuk menikmati manfaat mengonsumsi buah-buahan segar, belilah selalu dari toko-toko terpercaya dan cucilah (termasuk yang kulitnya tidak boleh dimakan) sampai bersih di bawah air keran yang mengalir. Ini penting untuk menghilangkan kotoran yang menempel sebelum buah dikupas, dipotong, dan dimakan.