Pembocor Dokumen Rahasia Pentagon Papers Meninggal Dunia

Pelaku pembocor dokumen Pentagon Papers dijuluki sebagai orang paling berbahaya di AS

AP Photo/Nick Ut
FILE - Daniel Ellsberg berbicara selama wawancara di Los Angeles pada 23 September 2009. Ellsberg, analis pemerintah dan whistleblower yang membocorkan
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHNGTON -- Daniel Ellsberg, whistleblower yang mengungkap sejauh mana keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam Perang Vietnam, telah meninggal dunia pada usia 92 tahun. Dia meninggal di rumahnya di Kensington, California, karena kanker pankreas.

Baca Juga


Kebocoran Pentagon Papers pada 1971 oleh Ellsberg menyebabkan dia dijuluki sebagai orang paling berbahaya di AS. Tapi tuduhan spionase terhadap Ellsberg akhirnya dibatalkan.  

"Daniel adalah seorang pencari kebenaran dan seorang pengungkap kebenaran yang patriotik, seorang aktivis anti-perang, seorang suami tercinta, ayah, kakek, dan kakek buyut, seorang teman baik bagi banyak orang, dan inspirasi bagi banyak orang lainnya. Dia akan sangat disayang  dirindukan oleh kita semua," kata keluarga Ellsberg dalam pernyataan yang diperoleh NPR.

Selama beberapa dekade, Ellsberg adalah pengkritik yang tak kenal lelah terhadap campur tangan pemerintah dan intervensi militer. Penentangan Ellsberg mengkristal selama 1960-an, ketika dia menjadi penasihat Gedung Putih tentang strategi nuklir dan menilai Perang Vietnam untuk Departemen Pertahanan. Selama periode ini, hati nurani Ellsberg berkecamuk.

Dokumen Pentagon Papers setebal 7.000 halaman mengungkap kebohongan sejumlah presiden AS. Dokumen itu berisi pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan publik pemerintah tentang perang. Pada akhirnya dokumen ini menyebabkan kejatuhan Presiden Richard M Nixon.

Ellsberg adalah kakek dari mantan pemimpin redaksi surat kabar The Guardian, Alan Rusbridger. "Intervensinya secara radikal mengubah opini publik dalam Perang Vietnam", kata Rusbridger di program World Tonight Radio 4. 

The Pentagon Papers menciptakan bentrokan...

 

Rusbridger mengatakan, kasus terhadap Ellsberg menjadi preseden dan tidak ada pemerintah AS yang pernah mencoba untuk membatalkan artikel di sebuah surat kabar atas dasar keamanan nasional.

The Pentagon Papers menciptakan bentrokan Amandemen Pertama antara pemerintahan Nixon dan The New York Times, yang pertama kali menerbitkan berita mengenai dokumen itu.

Pejabat pemerintah menyebut artikel di The New York Times sebagai tindakan spionase yang membahayakan keamanan nasional.  Mahkamah Agung AS memutuskan mendukung kebebasan pers.

Ellsberg didakwa di pengadilan federal di Los Angeles pada 1971 dengan tuduhan pencurian, spionase, konspirasi, dan lainnya. Tetapi sebelum juri dapat mengambil keputusan, hakim membatalkan kasus tersebut dengan alasan kesalahan serius pemerintah, termasuk penyadapan telepon ilegal.

Hakim mengatakan, di tengah kasus yang menjerat Ellsberg, dia telah ditawari pekerjaan sebagai direktur FBI oleh salah satu pembantu utama Presiden Nixon. Selain itu terungkap bahwa telah terjadi pembobolan kantor psikiater Ellsberg yang disetujui pemerintah.

Ellsberg lahir di Chicago pada 7 April 1931, dan dibesarkan di pinggiran Kota Detroit, Michigan.  Sebelum mencapai Pentagon, dia adalah seorang veteran Korps Marinir dengan gelar doktor Harvard yang pernah bekerja untuk Departemen Pertahanan dan Luar Negeri.

Menurut Rusbridger, whistleblower lainnya yang muncul beberapa tahun terakhir seperti Julian Assange dan Edward Snowden di bentuk oleh Ellsberg.

Rusbridger mengatakan kepada BBC bahwa kasus Pentagon Papers telah mendorongnya untuk berpikir siapa yang dapat menentukan kepentingan nasional.

"Apakah pemerintah saat ini atau orang-orang dengan hati nurani seperti Daniel Ellsberg?," ujar Rusbridger.

Ellsberg melanjutkan pencariannya untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah bertahun-tahun setelah Pentagon Papers bocor. Selama wawancara pada Desember 2022, Ellsberg mengatakan kepada BBC Hardtalk bahwa dia adalah pendukung rahasia untuk kebocoran dokumen Wikileaks.

Dalam kasus Wikileaks, organisasi Julian Assange menerbitkan lebih dari 700.000 dokumen rahasia, video, dan kabel diplomatik, yang disediakan oleh analis intelijen Angkatan Darat AS pada 2010. Ellsberg mengatakan, dia merasa Assange dapat mengandalkannya untuk menemukan cara agar informasi itu keluar ke publik.

Setelah diagnosis kanker pankreas pada bulan Februari, dokter memberi tahu Ellsberg bahwa dia hanya memiliki waktu tiga hingga enam bulan untuk hidup. Ellsberg menghabiskan beberapa bulan terakhir untuk merenungkan Pentagon Papers dan mengungkapkannya secara lebih luas.

Dia mengungkapkannya dalam sebuah email pada Maret 2023 yang diperoleh Washington Post. "Ketika saya menyalin Pentagon Papers pada tahun 1969, saya memiliki banyak alasan untuk berpikir bahwa saya akan menghabiskan sisa hidup saya di balik jeruji besi. Itu adalah takdir yang akan saya terima dengan senang hati jika itu berarti mempercepat akhir Perang Vietnam, sepertinya tidak mungkin," ujar Ellsberg.

Politico merilis sebuah wawancara dengan Ellsberg pada tanggal 4 Juni. Poltico menanyakan apakah whistleblowing sepadan dengan risikonya meskipun hal itu tidak membuat pemerintah menjadi lebih jujur.

"Saat kita menghadapi bencana yang sangat dahsyat. Saat kita hampir meledakkan dunia di Krimea atau Taiwan atau Bakhmut. Dari sudut pandang peradaban dan kelangsungan hidup delapan atau sembilan miliar orang, ketika semuanya dipertaruhkan, dapatkah ada peluang kecil untuk memiliki efek kecil?. Jawabannya adalah tentu saja, Anda bahkan bisa mengatakan itu wajib," kata Ellsberg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler