Ekspor Produk Makanan RI ke Afrika Selatan Terus Digenjot
Sebab nilainya masih di bawah potensi pasar yang seharusnya bisa dicapai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Johannesburg, Afrika Selatan, Tonny Hendriawan menyampaikan, kinerja perdagangan Indonesia dengan Afrika Selatan pada periode 2020-2022 menunjukkan tren positif, walaupun pada periode Januari-April 2023 angkanya masih cenderung stagnan.
Total perdagangan antara kedua negara meningkat 60,6 persen dari 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 19,5 triliun) pada 2020 menjadi 3,25 miliar dolar AS (sekitar Rp 48,8 triliun) pada 2022, yang didukung dengan peningkatan nilai ekspor sebesar 38,07 persen. Sementara, kinerja ekspor Indonesia ke Afrika Selatan pada periode Januari-April 2023 masih relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2022 dari 330 juta dolar AS (hampir Rp 5 triliun) menjadi 294 juta dolar AS (sekitar Rp 4,4 triliun).
Secara umum, neraca perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada periode Januari-April 2023 nilainya telah mencapai 554 juta dolar AS (sekitar Rp 8,3 triliun).
Tonny menjelaskan, ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Afrika Selatan dalam dua tahun terakhir masih harus terus dioptimalkan. "Karena nilainya masih di bawah potensi pasar yang seharusnya bisa dicapai," kata dia melalui keterangan resmi, Senin (18/6/2023).
Pada 2021, nilai ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Afrika Selatan mencapai 429 ribu dolar AS (sekitar Rp 6,4 miliar), sementara pada 2022 mencapai 320 ribu dolar AS (sekitar Rp 4,8 miliar). Untuk produk minuman tercatat kenaikan ekspor sebesar 37 persen dari 22,9 ribu dolar AS (sekitar Rp 343,6 juta) pada 2021 menjadi 31,5 ribu dolar AS (sekitar Rp 472,7 juta) pada 2022.
Sebanyak 14 perusahaan mengikuti pameran Africa's Big 7 di Johannesburg pada 16-20 Juni 2023. Melihat tren dalam dua tahun terakhir dalam hal ekspor makanan olahan dan minuman ke Afrika Selatan, Tonny berharap, beragam produk Indonesia yang hadir di pameran Africa's Big 7 kali ini dapat meningkatkan pangsa pasar produk dan menjadi peluang bisnis guna perluasan pasar di Afrika Selatan dan negara-negara di sekitarnya.
Banyak tantangan untuk penetrasi produk Indonesia, di antaranya adalah masalah besarnya tarif masuk serta pentingnya mempelajari perilaku konsumen lokal, juga kompetitor lokal dan dari negara-negara lain. "Namun, kami optimistis produk-produk Indonesia akan tetap memiliki peluang dan potensi untuk memasuki pasar ini karena beberapa produk makanan dari Indonesia telah masuk di Afrika Selatan," ujar dia.