Postingan Instagram Nadiem Makarim Diserbu Warganet yang Tolak Wisuda TK, SD, SMP, dan SMA

Warganet berbondong-bondong meminta Nadiem hentikan tradisi wisuda TK, SD, SMP, SMA.

ANTARA/Fransisco Carolio
Wisuda anak TK (Ilustrasi). Warganet mendesak Kemendikbud untuk membuat peraturan yang meniadakan wisuda TK, SD, SMP, dan SMA.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim, membuat postingan di Instagram pada Selasa (20/6/2023). Ungguhan mengenai transformasi pendidikan anak usia dini (PAUD) tersebut mendapatkan 16 ribu likes dan 1836 komentar.

Hanya saja, komentar yang diberikan warganet mayoritas bukan mengenai gagasan yang disampaikan dalam postingan Nadiem. Warganet justru menyuarakan aspirasinya untuk menolak tradisi wisuda di level TK hingga SMA.

Baca Juga



"2045 Indonesia emas tanpa adanya transformasi PAUD tidak akan mungkin tercapai," ujar Nadiem dalam unggahannya.

Menurut Nadiem, kita harus berhenti salah pengertian atau miskonsepsi memaknai calistung (baca, tulis, hitung) sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SD.

"Itu sangat keterlaluan bahwa penerimaan di SD itu masih ada tes calistung. Bayangkan," ujar Nadiem.

"Sekarang Mas Menteri mengatakan tidak boleh calistung di PAUD. Salah, ini tidak tepat."


Nadiem pun mengoreksi yang benar adalah calistung itu bisa dibangun sejak PAUD. Tetapi harus disertai dengan konteks kemampuan literasi numerasi dan harus menyenangkan.

Komentar yang muncul mayoritas tentang penolakan wisuda jenjang SD sampai SMA. Akun @handayani2382 salah satunya, "Hapuskan wisuda dr TK SMP SMA..biaya sewa gedungnya mahal, blm turun ke bali atau jogja bagi yg tidak mampu d wajibkan byr walaupun tdk ikut turun. smp orang tua mnjm2 uang kesana kesini smp ada yg pinjem rentenir."

Sementara itu, akun @hilal12610 mengatakan,"Pak saya minta tolong banget bikin peraturan tentang wisuda, karena wisuda untuk anak TK, SD, SMP kurang tepat. Saya mewakili emak" yang mana biaya sewa gedungnya untuk anak SD 700 rb anak SMA 1 jt.

Belum lagi harus bayar buket yang harganya 80-100 rb, belum lagi sewa kebaya atau beli kebaya yang seharga 150 rb, gak sampe disitu harus beli heels yang harganya 100 rb, dan terakhir makeup di salon bisa keluar 150 rb kalau makeup dirumah harus beli barangnya minimal 100 rb keluar.

Coba kalau ditotal 700+80+150+100+150=1,2 JT aja keluar pak untuk wisuda doang, yang mana yang tersebut seharusnya bisa dipakai untuk biaya sekolah yang baru buat beli seragam, buat beli alat tulis, dan biaya sekolah lainnya. Mohon pak kebijakannya."

Akun @syaridacupid juga memberikan komentar menolak wisuda. "Assalamualaikum.. Tolong kebijakan pak menteri tentang pengenalan Wisuda TK/PAUD. SD. SMP. SMA/SMK. yang biayanya bukan murah dan wajib dibayar. Sehingga memberatkan orangtua murid. Belum orangtua punya anak 2 atau 3 anak yg wisuda sekolah biaya lagi. Tolong kebijakannya pak. Jangan wisuda ini membuat orangtua terlihat hutang dan terancam anak putus sekolah."

Akun Fitri juga memberikan komentar mengenai wisuda. "Tolong hapuskan / beri himbauan untuk komite sekolah2 SD-SMA supaya tidak ada lagi acara wisuda2 saat ketulusan. Jika memang mau diadakan acara wisuda, beban kan biaya pada pihak sekolahan. Jangan ke wali murid. Banyak anggaran yg harus dikeluarkan walh murid setelah anak2 mereka lulus ke jenjang pendidikan selanjutnya. Mohon suara rakyat ini didengar dan dipertimbangkan."

Meski begitu, ada pula yang mengomentari mengenai postingan Nadiem Makarim. Akun Pratfer mengatakan,"Kurikulum SD kelas 1 aja udah setempat, bayangkan anak yg masih struggling dg calistung, ya bakal ketinggalan jauh, idealnya kebijakan bapak diatas diiringi juga dg kurikulum review."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler