Kasus Inses Empat Generasi yang Geger di Australia
Kasus inses ini pertama kali menjadi perhatian pihak berwenang pada Juni 2010
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah kasus hubungan inses telah menggegerkan publik Australia. Dalam dua karavan yang rusak dan beberapa tenda tua di sebuah peternakan penghasil wol terbaik di Australia, rahasia gelap inses antargenerasi dan pelecehan anak mendominasi kehidupan 40 anggota keluarga selama beberapa dekade.
Dalam komunitas berpenduduk sekitar 2.000 orang, yang dapat ditempuh dengan tiga setengah jam berkendara ke barat daya Sydney, pengujian genetik menunjukkan 11 anak dalam satu keluarga memiliki orang tua yang berhubungan satu sama lain. Bahkan beberapa di antaranya mempunyai hubungan dekat. Sejumlah pihak mempertanyakan tentang mengapa pihak berwenang membutuhkan waktu begitu lama untuk bertindak.
Setiap anak telah mengalami pelecehan seksual selama bertahun-tahun, yang dilakukan oleh saudara laki-laki, saudara perempuan, sepupu, ayah, paman dan kakek selama empat generasi. Keluarga ini pertama kali menjadi perhatian pihak berwenang pada Juni 2010.
Selama dua tahun berikutnya, tujuh laporan risiko bahaya yang signifikan dikeluarkan. Sebagian besar berkaitan dengan pengabaian, kegagalan untuk mencari perhatian medis yang diperlukan, dan kegagalan untuk memastikan anak-anak bersekolah dengan baik.
Kamp darurat tempat keluarga itu tinggal tidak memiliki air ledeng atau toilet. Anak-anak tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan kertas toilet. Bahkan beberapa anak tidak bisa menyikat gigi dan makan dengan tangan. Sejumlah kotoran menutupi salah satu fasilitas memasak di karavan itu, dan sayuran busuk berserakan di lemari es. Seekor kanguru tidur di salah satu tempat tidur anak-anak.
Dilaporkan The Guardian, awalnya pada Juni 2012, keluarga tersebut memenuhi permintaan dari dinas sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka. Tetapi sebulan kemudian 12 anak yang berusia antara lima sampai 15 tahun, dipindahkan oleh polisi setelah pihak berwenang menyimpulkan bahwa mereka akan ditahan. Anak-anak itu di tahun karena ada risiko bahaya jika mereka tetap berada di karavan.
Anak-anak itu kotor, kurang gizi dan hampir tidak bisa berbicara. Beberapa memiliki disabilitas intelektual sedang dan tidak dapat dipahami oleh pekerja sosial.
Sementara anak lainnya memiliki masalah pendengaran, penglihatan, dan masalah gigi kronis. Seorang anak perempuan berusia sembilan tahun digambarkan memiliki fitur 'dysmorphic'. Anak-anak itu tidak menghadiri sekolah secara teratur, bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali.
Anak-anak itu di tangani oleh psikolog dan pekerja sosial. Anak-anak tersebut menunjukkan perilaku seksual dan melaporkan bahwa mereka telah terlibat dalam perilaku seksual yang tidak pantas satu sama lain.
Pelecehan antar generasi diperkirakan terjadi sejak 40 tahun yang lalu. Kakek dan nenek dari anak-anak yang dipindahkan, yaitu Timothy dan June Colt (nama samaran diberikan kepada mereka oleh pengadilan), menikah di Selandia Baru pada 1966. Mereka memiliki tujuh anak, Rhonda, Betty, Cherry, Frank, Charlie, Paula dan Martha (semua nama samaran). Keluarganya pindah ke Australia, dan tinggal di berbagai lokasi di empat negara bagian.
Tiga putri Timothy dan June, yaitu Betty, Rhonda, dan Martha hidup bersama dalam kemelaratan di properti pedesaan. Mereka adalah ibu dari 11 yang dipindahkan. Sementara satu ibu lainnya adala putri Betty, Raylene. Anak dari Raylene juga telah dipindahkan oleh dinas sosial.
Hanya putri Rhonda yang berusia lima tahun, yang diketahui tidak memiliki ayah dari kerabat sedarah. Betty, Martha dan Raylene masing-masing menyangkal bahwa anak-anak mereka adalah keturunan dari hubungan inses. Namun faktanya pengujian genetik telah membuktikan sebaliknya.
Tiga gadis berusia tujuh, delapan, dan sembilan tahun mengklaim bahwa paman mereka, Charlie Colt adalah ayah mereka. Colt tinggal di properti itu ketika anak-anak dipindahkan. Anak berusia sembilan tahun itu juga mengklaim Charlie Colt berhubungan seks dengan dirinya.
Timothy Colt meninggal pada 2009. Dia diyakini telah melakuka hubungan seksual dengan anak kandungnya dan cucunya.
Lima anak laki-laki yang dipindahkan juga mengaku menyiksa hewan di peternakan termasuk anak anjing dan kucing. Mereka juga mengatakan telah memutilasi alat kelamin hewan.
Semua anak yang dipindahkan akan tetap berada dalam pengasuhan sampai usia 18 tahun. Kasus ini terungkap setelah pengadilan anak New South Wales mengambil langkah yang tidak biasa dengan menerbitkan keputusannya dalam kasus tersebut.