Berwisata dan Belajar Sejarah di Goa Sunyaragi Cirebon saat Liburan Sekolah

Pengelola Goa Sunyaragi memperkirakan peningkatan pengunjung saat liburan sekolah.

Dok Humas BPTAGS
Objek wisata Goa Sunyaragi, Kota Cirebon.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi (BPTAGS) Cirebon bersiap menyambut kedatangan wisatawan saat masa liburan anak-anak sekolah. Diperkirakan ada peningkatan jumlah pengunjung selama masa liburan sekolah ini.


Menurut Humas BPTAGS, Eko Ardi Nugraha, selama dua bulan terakhir jumlah pengunjung Goa Sunyaragi terus mengalami peningkatan. Para pengunjung rata-rata merupakan rombongan anak sekolah dan mahasiswa. “Setiap hari ada satu sampai dua bus yang datang membawa rombongan wisatawan,” ujar dia, Sabtu (24/6/2023).

Eko pun optimistis jumlah pengunjung akan meningkat saat masa liburan sekolah. Dalam kondisi normal, jumlah pengunjung Goa Sunyaragi pada akhir pekan disebut sekitar 500 hingga 800 orang.

Sementara pada masa liburan sekolah dan momen libur Idul Adha kali ini, diprediksi kunjungan bisa meningkat sampai 800 hingga 1.000 orang. “Kami memprediksi akan terjadi peningkatan jumlah pengunjung sekitar tiga hingga lima persen di masa libur sekolah ini,” kata Eko.

Untuk itu, Eko mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah persiapan menyambut kedatangan wisatawan. Di antaranya dengan meningkatkan pelayanan di loket, keamanan, kebersihan, juga area parkir. Diharapkan wisatawan yang berkunjung merasa lebih nyaman.

Tak hanya itu, pengelola juga menyiapkan sarana bermain untuk anak. Karenanya, Taman Air Goa Sunyaragi disebut cocok untuk dijadikan tempat liburan bagi keluarga. “Para pengunjung bisa berwisata sambil sekaligus belajar sejarah di Goa Sunyaragi,” ujar Eko.

Goa Sunyaragi dulunya merupakan taman kelangenan atau taman sari, yang dijadikan sebagai tempat berkhalwat atau menyep para sultan dan keluarganya. Karenanya, tempat tersebut disebut juga Taman Kelangenan Sunyaragi. Sunya artinya sepi dan ragi artinya raga.

 

 

Karena situs tersebut terdiri atas banyak bangunan yang berongga dan memiliki lorong yang berliku dan gelap seperti gua, maka dikenal pula dengan nama Goa Sunyaragi.

Menurut buku Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Kararangen (bergelar Arya Carbon), Taman Goa Sunyaragi dibangun oleh Pangeran Kararangen, adik Sultan Sepuh II, pada 1703 M. 

Namun, berdasarkan versi Carub Kanda (berita lisan yang dituturkan secara turun-temurun), Goa Sunyaragi didirikan dalam tiga periode. Periode pertama didirikan oleh Pangeran Emas Muhammad Arifin II (bergelar Panembahan Gusti Ratu Pakungwati I), cicit dari Syekh Syarif Hidayatullah, pada pertengahan abad XVI.

Periode kedua dibangun oleh Pangeran Kararangen pada 1703 dan periode ketiga diprakarsai oleh Sultan Sepuh V, Pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran Matangaji), pada abad ke-18.

Eko mengatakan, tidak ada kenaikan tarif masuk Goa Sunyaragi pada masa liburan sekolah ini. Tarif untuk anak sekolah dan mahasiswa masih Rp 10 ribu per orang. Sedangkan masyarakat umum Rp 15 ribu per orang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler