Sutradara Film Titanic Ungkap Kelemahan Desain Kapal Selam Titan

Sejumlah kesalahan dalam konstruksi kapal selam Titan memicu malapetaka itu.

OceanGate Expeditions via AP, File
James Cameron, sutradara film Titanic yang juga seorang ahli kapal selam, mengungkap sejumlah kesalahan konstruksi dalam kapal selam Titan.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sutradara film laris Titanic James Cameron menyayangkan tragedi yang menimpa kapal selam Titan. Cameron sendiri merupakan seorang ahli kapal selam yang telah menyelam puluhan kali ke bangkai kapal Titanic. Dia juga pernah turun dengan kapal kecil rancangannya sendiri ke dasar ceruk terdalam di lautan. "Kami belum pernah mengalami kecelakaan seperti ini," kata sutradara pemenang Oscar itu dilansir The New York Times, Ahad (25/6/2023).

Baca Juga


Dalam sebuah wawancara, Cameron menyebut dugaan tentang hilangnya lima nyawa di dalam kapal selam Titan dari perusahaan OceanGate itu. Peristiwa ini belum pernah dialami oleh siapa pun yang terlibat dalam eksplorasi laut pribadi. "Tidak pernah ada korban jiwa pada kedalaman seperti ini dan tentunya tidak ada ledakan," ujar sutradara berusia 68 tahun itu.

Ledakan di laut dalam terjadi ketika tekanan jurang yang menghancurkan benda berongga runtuh dengan keras ke dalam. Jika benda itu cukup besar untuk menampung lima orang, Cameron mengatakan ledakan itu menjadi peristiwa yang sangat keras, seperti 10 peti dinamit yang meledak.

Pada 2012, Cameron merancang dan mengemudikan kapal selam eksperimental ke suatu wilayah di Samudra Pasifik yang disebut Challenger Deep. Cameron belum meminta sertifikasi keselamatan kapal oleh organisasi di industri maritim yang menyediakan layanan tersebut ke banyak perusahaan.

“Kami melakukannya dengan sadar. Saya tidak akan pernah merancang kendaraan untuk membawa penumpang dan tidak memiliki sertifikasi,” kata Cameron menjelaskan kapal itu masih eksperimental dan misinya ilmiah.

Cameron mengkritik keras kepala eksekutif OceanGate, Stockton Rush yang mengemudikan kapal selam itu karena tidak pernah mendapatkan sertifikasi berkategori aman untuk kapal selam wisatanya itu. Dia mencatat bahwa Rush menyebut sertifikasi sebagai penghalang inovasi. "Pada prinsipnya saya setuju. Tapi Anda tidak bisa mengambil sikap itu ketika Anda memasukkan orang yang membayar ke dalam kapal selam Anda,” ujar Cameron.

Sebagai kelemahan desain pada kapal selam Titan dan kemungkinan tanda peringatan bagi penumpangnya, Cameron mengutip konstruksinya dengan komposit serat karbon. Bahan-bahan tersebut digunakan secara luas dalam industri kedirgantaraan karena beratnya jauh lebih ringan daripada baja atau aluminium.

Masalahnya, Cameron menjelaskan bahwa komposit serat karbon tidak memiliki kekuatan dalam kompresi, yang terjadi saat kendaraan bawah laut terjun lebih dalam ke cekungan dan menghadapi peningkatan tekanan air yang melonjak. Perusahaan menggunakan sensor di lambung Titan untuk menilai status lambung komposit serat karbon.

Dalam materi promosinya, OceanGate menunjuk ke sensor sebagai fitur inovatif untuk pemantauan kesehatan lambung. Awal tahun ini, seorang pakar akademik menggambarkan sistem itu memberi pilot cukup waktu untuk menghentikan penurunan dan kembali ke permukaan dengan aman.

Berbeda dengan perusahaan itu, Cameron menyebutnya sistem peringatan berfungsi memberi tahu pilot kapal selam jika lambung sedang bersiap untuk meledak. Cameron mengatakan jaringan sensor pada lambung kapal selam adalah solusi yang tidak memadai untuk desain yang dilihatnya cacat itu. “Ini tidak seperti lampu yang menyala saat oli di mobil Anda hampir habis. Ini berbeda,” kata Cameron tentang jaringan sensor lambung kapal. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler