Zelenskyy: Aksi Pembelotan Pasukan Wagner Ungkap Kelemahan Rezim Vladimir Putin
Zelenskyy dunia harus menekan Rusia sampai tatanan internasional dipulihkan
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, aksi pembelotan oleh pasukan tentara bayaran Wagner menyingkap kelemahan rezim Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu disampaikan Zelenskyy saat melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Ahad (25/6/2023).
Kantor Kepresidenan Ukraina mengungkapkan, dalam komunikasi melalui telepon dengan Biden, salah satu topik yang dibahas Zelensky adalah tentang perkembangan situasi di Rusia. “Peristiwa kemarin (pembelotan Wagner) mengungkap kelemahan rezim Putin,” ujar Zelenskyy kepada Biden.
Zelenskyy menambahkan, dunia harus menekan Rusia sampai tatanan internasional dipulihkan. Dia dan Biden pun membahas tentang perluasan kerja sama pertahanan lebih lanjut. Zelenskyy menyampaikan terima kasih atas dukungan Washington untuk Kiev.
"Saya berterima kasih atas kesiapan Anda dan kesiapan rakyat Amerika untuk berdiri berdampingan dengan Ukraina hingga pembebasan penuh semua wilayah kami dalam perbatasan yang diakui secara internasional,” ucap Zelensky kepada Biden.
Sementara itu Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Biden dan Zelenskyy membahas tentang perkembangan peristiwa baru-baru ini di Rusia. Namun mereka tidak memberikan penjelasan terperinci lebih lanjut.
Pemerintah Rusia telah memastikan bahwa aksi pembelotan yang dilakukan tentara bayaran Wagner tidak mempengaruhi operasi militernya di Ukraina. Moskow mengatakan, misinya di Ukraina masih berlanjut dan tak terdampak apa pun.
“Operasi militer khusus berlanjut, para prajurit kami di garis depan menampilkan kepahlawanan, mereka membelokkan serangan balasan oleh angkatan bersenjata Ukraina dengan sangat efektif. Dan operasi akan berlanjut," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang apakah aksi pembelotan oleh pasukan Wagner menghentikan operasi militer Rusia di Ukraina, Sabtu (24/6/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Aksi pembelotan tentara bayaran Wagner terhadap Rusia dimulai pada Jumat (23/6/2023). Pasukan Wagner sebelumnya diketahui bertempur bersama tentara Rusia melawan militer Ukraina. Wagner berperan besar dalam membantu Rusia memenangkan pertempuran di wilayah Bakhmut bulan lalu.
Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan, aksi pembelotan dilakukan karena militer Rusia telah melancarkan serangan udara yang menyebabkan sejumlah besar pasukannya tewas. Prigozhin menarik ribuan pasukannya dari garis depan pertempuran dengan Ukraina kemudian bergerak menuju Moskow. Putin memandang aksi Wagner sebagai pengkhianatan.
Prigozhin dan pasukannya sempat berhasil menguasai beberapa fasilitas militer di Rostov dan Voronezh. Namun sebelum tiba di Moskow, sekutu Putin, yakni Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, memutuskan menghubungi Prigozhin dan melakukan pembicaraan dengannya. Kremlin menyebut, Lukashenko telah meminta persetujuan Putin untuk memediasi keadaan.
Setelah pembicaraan tersebut, Prigozhin akhirnya memutuskan menghentikan aksi pembelotannya. Pasukan Wagner yang sudah menuju Moskow ditarik. Dalam pernyataannya, Prigozhin mengatakan, dia tidak ingin adanya pertumpahan darah di Rusia.
Sementara itu Rusia memutuskan membatalkan dakwaan hukum terhadap Prigozhin yang memimpin aksi pembelotan pasukan Wagner. Moskow pun menyatakan tidak akan menuntut para tentara Wagner yang terlibat dalam pembelotan. Padahal sebelumnya Putin telah sesumbar akan menghukum keras siapa pun yang terlibat dalam aksi tersebut. Selain itu, dalam kesepakatan dengan Wagner yang dimediasi Alexander Lukashenko, Rusia juga mengizinkan Prigozhin untuk pergi ke Belarusia.