BDS Serukan Klub Sepak Bola AS Batalkan Laga Persahabatan dengan Tim Israel

Pasukan Israel bertanggung jawab atas pembunuhan pemain sepak bola Palestina.

AP/Oded Balilty
Bendera Israel. Gerakan The Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) menyerukan klub sepak bola Amerika Serikat (AS) membatalkan laga persahabatan dengan klub Israel.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Gerakan The Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) dan the Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel (PACBI) menyerukan klub sepak bola Amerika Serikat (AS), yakni Orlando Pirates FC dan AFC Bournemouth, membatalkan penyelenggaraan laga persahabatan yang direncanakan dengan klub asal Israel, Maccabi Tel Aviv. Kedua kelompok tersebut mengingatkan kejahatan apartheid Israel turut membidik atlet sepak bola Palestina.

Baca Juga


BDS dan PACBI mengungkapkan, pasukan Israel bertanggung jawab atas pembunuhan pemain sepak bola Palestina, Omar Qatin, di Tepi Barat pada 22 Juni 2023 lalu. Kedua kelompok itu pun mengingatkan tentang aksi penyerbuan pasukan Israel ke Stadion Faisal Al-Husseini saat menggelar laga Final Piala Liga Palestina antara klub Jabal Al-Mukaber dan Balata YC pada 30 Maret 2023 lalu.

Pasukan Israel, tanpa adanya provokasi, merangsek ke stadion dan menembakkan gas air mata. Puluhan suporter terkulai lemas dan tak berdaya akibat menghirup atau terpapar gas air mata. Namun tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Menurut BDS dan PACBI, pasukan Israel pun kerap menyerbu pertandingan anak-anak Palestina.

BDS dan PACBI mengungkapkan, saat ini Asosiasi Sepak Bola Israel mengatur dan bekerja sama dengan Pemerintah Israel untuk mempertahankan tim di permukiman ilegal Israel di tanah Palestina. Tindakan tersebut merupakan kejahatan perang di bawah hukum internasional.

Oleh sebab itu BDS dan PACBI mengingatkan, menerima pertandingan ekshibisi dengan Israel sama saja menghapus rasialisme dan kejahatan perang serta kemanusiaan yang sudah dilakukan negara tersebut.

“Organisasi hak asasi manusia terkemuka seperti Amnesty International dan Human Rights Watch telah menemukan Israel bersalah atas kejahatan apartheid terhadap kemanusiaan. Tidak ada pemisah, olahraga dan pelanggaran Israel terhadap hak-hak warga Palestina,” kata BDS dan PACBI menyoroti rencana pertandingan persahabatan antara Orlando Pirates FC dan AFC Bournemouth dengan klub Israel, Maccabi Tel Aviv, dikutip kantor berita Palestina, WAFA, Selasa (27/6/2023).

BDS dan PACBI mendesak tim atau klub lainnya menimbang kembali jika memiliki rencana menggelar laga persahabatan dengan timnas Israel. “Tidak ada yang 'ramah' tentang bermain sepak bola dengan tim yang mewakili apartheid Israel. Sebagai warga Palestina yang hidup di bawah kekerasan dan kebrutalan yang mematikan dari penindasan Israel, kami meminta Orlando Pirates FC dan AFC Bournemouth untuk membatalkan pertandingan 'persahabatan' dengan Maccabi Tel Aviv di Spanyol, 13 dan 16 Juli (2023)," kata BDS dan PACBI.

Gerakan BDS dimulai pada Juli 2005. Tujuan utama kampanye BDS adalah memberi tekanan kepada Israel agar mengakhiri pendudukannya atas Palestina. Jalur pertama yang ditempuh adalah melalui boikot, yakni melibatkan penarikan dukungan terhadap Israel dan perusahaannya yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap rakyat Palestina. Lembaga olahraga, budaya dan kesenian, serta akademik Israel turut menjadi sasaran kampanye pemboikotan. 

Kemudian divestasi adalah kampanye yang mendesak bank, dewan lokal, termasuk universitas, untuk menarik investasinya dari semua perusahaan Israel. Perusahaan-perusahaan internasional yang terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina juga dibidik.

Sementara sanksi merupakan kampanye yang bertujuan mendesak pemerintah memenuhi kewajiban hukumnya untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Dalam hal ini, para aktivis BDS juga akan menuntut pemerintah masing-masing agar mengakhiri transaksi perdagangan dengan Israel. Para pejabat Israel telah menuding gerakan BDS sebagai anti-Semit. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler