Idul Adha dan Tasyrik Hari Bersenang-senang untuk Menyantap Makanan
Idul adha dilangsungkan untuk mengingat Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Kamis (29/6/2023), dan hari Tasyrik merupakan Hari bersenang-senang untuk menyantap makanan bagi kaum muslimin. Hal ini pula yang telah disampaikan oleh Nabi yang Mulia, Muhammad ﷺ.
Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik Oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Begitu pula Nabi ﷺ mengatakan bahwa Idul Adha dan hari tasyrik adalah hari kaum muslimin untuk menikmati makanan. Nabi ﷺ bersabda,
أيام التشريق أيام أكل وشرب
“Hari-hari tasyrik adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim, no. 1141, dari Nubaisyah Al-Hudzali).
Dalam lafazh lainnya, beliau bersabda,
وأيام منى أيام أكل وشرب
“Hari Mina (hari tasyrik) adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim, no. 1142).
Yang dimaksud dengan hari Mina di sini adalah ayyam ma’dudaat sebagaimana yang disebutkan dalam ayat,
وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ فِىۡٓ اَيَّامٍ مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah ayat 203).
Yang dimaksud hari yang terbilang adalah hari-hari setelah hari Idul Adha (hari nahr) yaitu hari-hari tasyrik.
Inilah pendapat Ibnu ‘Umar dan pendapat kebanyakan ulama. Namun Ibnu ‘Abbas dan ‘Atho’ mengatakan bahwa hari yang terbilang di situ adalah empat hari yaitu hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya. Hari hari tersebut disebut hari tasyrik. Namun pendapat
pertama yang menyatakan bahwa hari yang terbilang adalah tiga hari sesudah Idul Adha adalah pendapat yang lebih tepat. Lihat Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 502-503.