Idul Adha dan Tasyrik Hari Bersenang-senang untuk Menyantap Makanan

Idul adha dilangsungkan untuk mengingat Allah.

Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar meninjau RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Ciroyom, Kota Bandung, dalam rangka mengecek kesehatan dan stok hewan kurban jelang Idul Adha 1444 H, Selasa (28/6/2023). Dinas Ketahana Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memprediksi jumlah kurban pada tahun ini akan mengalami kenaikan 20-30 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan keberadaan satgas pemeriksa hewan kurban, DKPP memastikan kesehan dan kelayakan hewan kurban terawasi.
Rep: Rossi Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Kamis (29/6/2023), dan hari Tasyrik merupakan Hari bersenang-senang untuk menyantap makanan bagi kaum muslimin. Hal ini pula yang telah disampaikan oleh Nabi yang Mulia, Muhammad ﷺ.

Baca Juga


Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik Oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Begitu pula Nabi ﷺ mengatakan bahwa Idul Adha dan hari tasyrik adalah hari kaum muslimin untuk menikmati makanan. Nabi ﷺ bersabda,

أيام التشريق أيام أكل وشرب

“Hari-hari tasyrik adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim, no. 1141, dari Nubaisyah Al-Hudzali).

Dalam lafazh lainnya, beliau bersabda,

وأيام منى أيام أكل وشرب

“Hari Mina (hari tasyrik) adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim, no. 1142).

Yang dimaksud dengan hari Mina di sini adalah ayyam ma’dudaat sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, 

وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ فِىۡٓ اَيَّامٍ مَّعۡدُوۡدٰتٍ‌ؕ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah ayat 203).

Yang dimaksud hari yang terbilang adalah hari-hari setelah hari Idul Adha (hari nahr) yaitu hari-hari tasyrik.

Inilah pendapat Ibnu ‘Umar dan pendapat kebanyakan ulama. Namun Ibnu ‘Abbas dan ‘Atho’ mengatakan bahwa hari yang terbilang di situ adalah empat hari yaitu hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya. Hari hari tersebut disebut hari tasyrik. Namun pendapat

pertama yang menyatakan bahwa hari yang terbilang adalah tiga hari sesudah Idul Adha adalah pendapat yang lebih tepat. Lihat Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 502-503.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler