Meta Berjanji untuk Lebih Transparan pada Pengguna

Meta telah memperkenalkan fitur kontrol terpusat untuk pengguna.

EPA-EFE/META HANDOUT
Instagram memungkinkan pengguna untuk menunjukkan ketidaktertarikan pada postingan tertentu, sehingga menghasilkan rekomendasi konten yang bervariasi./ilustrasi
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Platform media sosial telah lama mengandalkan algoritma AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi cara kerja algoritma ini sering kali masih menjadi misteri. Dalam upaya untuk meningkatkan transparansi, Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, meluncurkan serangkaian inisiatif untuk memberikan pemahaman mendalam kepada pengguna tentang bagaimana AI memengaruhi konsumsi konten mereka.

Baca Juga


Dilansir dari Gizmochina, Sabtu (1/7/2023), Meta telah mengambil langkah maju yang signifikan dengan memperkenalkan 22 kartu instruksional yang menjelaskan mekanisme kontrol konten berbasis AI yang digunakan di Facebook dan Instagram. Kartu-kartu ini secara eksplisit merinci bagaimana algoritma AI memengaruhi halaman "Discover" dan rekomendasi untuk mengikuti pengguna tertentu.

Dalam beberapa pekan ke depan, Meta berencana untuk memperluas penjelasan untuk mencakup fitur-fitur seperti "Mengapa saya melihat artikel ini", agar pengguna memahami alasan di balik konten tersebut ditampilkan di feed mereka. Mengakui kebutuhan akan otonomi pengguna, Meta telah memperkenalkan fitur kontrol terpusat yang memungkinkan pengguna untuk mengkurasi preferensi konten mereka di Facebook dan Instagram.

Sebelumnya, Instagram memungkinkan pengguna untuk menunjukkan ketidaktertarikan pada postingan tertentu, sehingga menghasilkan rekomendasi konten yang bervariasi. Sekarang, pengguna akan segera mendapatkan kemampuan untuk secara aktif memilih konten yang mereka minati, memungkinkan pengalaman konten yang lebih personal dan disesuaikan. Meta bertujuan untuk menyediakan ekosistem konten yang lebih kaya dan dapat disesuaikan bagi pengguna di masa depan.

Nick Clegg, presiden urusan internasional Meta, mengakui potensi transformatif dan risiko terkait teknologi canggih seperti AI generatif. Dengan mengembangkan pola pikir terbuka dan berkomitmen terhadap transparansi, Meta bertujuan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, juga secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap rencana regulasi teknologi AI Uni Eropa. Dengan inisiatif transparansi ini dan kolaborasi berkelanjutan dengan badan-badan pengatur kebijakan, Meta berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi teknologi dan pemberdayaan pengguna dalam lanskap AI.

Inisiatif terbaru Meta merupakan langkah yang menjanjikan untuk memberdayakan pengguna dengan wawasan tentang kurasi konten berbasis AI dan memungkinkan kontrol yang lebih besar atas pengalaman media sosial mereka di Facebook dan Instagram.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler