BPS: Inflasi Juni 0,14 Persen Didorong Oleh Momen Idul Adha

Sejak 2019, terjadi inflasi setiap momen Idul Adha, kecuali pada 2020.

Republika/Wihdan Hidayat
Warga mengambil nomer antrean penggilingan daging di Pasar Colombo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (30/6/2023). Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Juni dipengaruhi oleh momen Idul Adha.
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Juni 2023 yang tercatat sebesar 0,14 persen (month to month/mtm) dipengaruhi oleh momen Idul Adha 1444 H. Dari segi kelompok pengeluaran, pendorong utama inflasi Juni adalah makanan, minuman, dan tembakau.

Baca Juga


"Selama tahun 2019 sampai 2023, terjadi inflasi pada momen Hari Raya Idul Adha, kecuali tahun 2020 yang mengalami deflasi," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Juni 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (3/7/2023).

Berdasarkan catatan BPS, inflasi pada momen Idul Adha 2019 atau pada Agustus tercatat sebesar 0,12 persen. Kemudian, pada Juli atau Idul Adha 2021 sebesar 0,08 persen dan Juli atau Idul Adha 2022 sebesar 0,64 persen. Sementara momen Idul Adha pada Juli 2020 mencatatkan deflasi sebesar 0,10 persen.

Pudji menjelaskan, inflasi pada Idul Adha 2023 didorong oleh kenaikan harga pangan bergejolak atau volalite food, di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tomat.

Sementara faktor penopang inflasi Juni lainnya adalah tarif angkutan udara 0,04 persen, tarif kontrak rumah 0,01 persen, dan rokok kretek filter 0,01 persen.

Dari segi kelompok pengeluaran, pendorong utama inflasi Juni adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,39 dan andil 0,10 persen terhadap inflasi utama.

Sementara, bila dilihat dari segi wilayah, BPS mencatat terdapat 48 kota yang mengalami inflasi bulanan pada Juni 2023 2023. Kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota Jayapura dengan catatan sebesar 1,36 persen persen.

Penopang utama deflasi Kota Jayapura adalah komoditas tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 1,11 persen, tomat 0,25 persen dan beras 0,04 persen. Adapun kota yang mengalami deflasi terdalam secara bulanan adalah Kota Sumenep yang mencatat deflasi sebesar 0,42 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler