NATO: Serangan Balik Ukraina tak Alami Kemajuan

Serangan balik yang dilakukan Ukraina sama sekali tidak mudah.

EPA-EFE/OLEG PETRASYUK
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan rudal, di Uman, wilayah Cherkasy, Ukraina tengah, Jumat (28/4/2023) di tengah invasi Rusia.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Ketua Komite Militer Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rob Bauer, mengakui bahwa serangan balik militer Ukraina terhadap garis pertahanan Rusia tidak mengalami kemajuan signifikan. Ia menegaskan serangan balik yang dilakukan sama sekali tidak mudah.

"Serangan balasan itu sangat sulit. Orang-orang seharusnya tidak pernah berpikir bahwa ini adalah langkah yang mudah. Ada banyak orang Rusia di Ukraina. Ada rintangan pertahanan yang cukup besar,” kata Bauer kepada awak media, Senin (3/7/2023).

“Kita tidak boleh mengomentari Ukraina seperti ‘Mereka harus melaju lebih cepat’ atau 'Mengecewakan, mereka tidak melaju cepat’. Ini sangat sulit, jenis operasi ini,” ucapnya.

Dia menilai, para komandan Ukraina telah mengambil tindakan tepat untuk berhati-hati dalam mencari kelemahan di garis pertahanan Rusia sebab mereka berisiko kehilangan banyak kekuatan dalam serangan penuh.

Bauer mengatakan NATO percaya militer Rusia akan bangkit kembali dari penyerangan yang dilakukan pasukannya di Ukraina. "Kami akan terus melihat mereka sebagai ancaman serius," katanya.

Dia berpendapat waktu yang dibutuhkan Rusia untuk membangun kembali kekuatan dan pasukannya dapat memberikan ruang bernapas bagi NATO. Proses tersebut diyakini dapat memakan waktu bertahun-tahun. Selagi Rusia menyusun lagi kekuatannya, Bauer mengatakan NATO perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk tetap mendukung Ukraina.

“Jika Ukraina kalah dalam perang itu, dan itu bukanlah akhir dari ketidakstabilan. Itu adalah awal dari lebih banyak ketidakstabilan,” ucapnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler