Jokowi Apresiasi Penguatan Hubungan Bilateral Indonesia-Australia
Jokowi apresiasi dukungan Gubernur Jenderal Australia dalam penguatan hubungan negara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia, Selasa (4/7/2023). Dikutip dari siaran pers istana, dalam kunjungannya ini Jokowi diterima Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Admiralty House, Sydney.
Setibanya di sana, Presiden Jokowi langsung disambut oleh Gubernur Jenderal Australia sesaat setelah turun dari kendaraannya. Kedua pemimpin kemudian berjalan beriringan menuju lokasi upacara penyambutan kenegaraan dengan iringan 21 dentuman meriam.
Setelah Presiden Jokowi berada di mimbar kehormatan, lagu kebangsaan masing-masing negara diperdengarkan. Kemudian Gubernur Jenderal Hurley mempersilakan Jokowi memeriksa barisan kehormatan dan diikuti dengan pengenalan delegasi masing-masing.
Setelahnya, Presiden Jokowi bersama Gubernur Jenderal Australia memasuki bangunan Admiralty House untuk menandatangani buku tamu dan dilanjutkan dengan pertemuan tatap muka.
“Saya senang menyambut Anda di Admiralty House,” ucap Gubernur Jenderal Hurley.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengapresiasi dukungan Gubernur Jenderal Australia dalam penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Australia.
“Saya ingin hubungan dekat antara dua pemerintah dapat juga diikuti kedekatan-kedekatan di tingkat masyarakat,” ucap Jokowi.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur Jenderal Hurley berlangsung akrab selama kurang lebih 20 menit. Setelahnya, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese hadir dan kemudian para pemimpin tersebut melaksanakan foto bersama di teras Admiralty House.
Usai berfoto bersama, rangkaian penyambutan kenegaraan diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan.
Turut serta mendampingi Presiden yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono.