Fabio Quartararo: Situasi di Tim Yamaha Sulit, Namun Saya Harus Tenang

Situasi Quartararo punya kesamaan dengan Marc Marquez di tim Repsol Honda.

AP/Shuji Kajiyama
Pembalap MotoGP asal Prancis Fabio Quartararo dari tim Monster Energy Yamaha.
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu tahun yang lalu, Fabio Quartararo dan tim Yamaha memasuki jeda musim panas MotoGP dengan memimpin klasemen sementara kejuaraan dunia dengan tiga kemenangan dan enam podium. Kali ini, pembalap asal Prancis itu hanya duduk di peringkat kesembilan klasemen dengan satu kemenangan dari delapan balapan.

Sementara, tim Yamaha turun dari posisi kedua ke posisi kelima di klasemen konstruktor.

"Ini sulit karena satu tahun lalu saya menang di sini (di Sachsenring) dan sekarang saya bahkan tidak berada di 10 besar," kata Quartararo di Grand Prix Jerman, saat ia menyelesaikan balapan Sprint dan balapan pada Ahad (18/6/2023) di posisi ke-13. "Jadi sulit untuk benar-benar menikmatinya, tetapi saya harus mencoba untuk tetap tenang, mencoba mencari tahu apa yang bisa kami tingkatkan. Tapi kami sudah hampir separuh jalan di musim ini, dan kami belum menemukan apa pun."

Pembalap asal Prancis ini kemudian meraih podium Sprint di Assenm Belanda pada akhir pekan berikutnya, setelah penalti Brad Binder, sebelum terjatuh dengan cepat di awal balapan hari Ahad (25/6/2023).

Seperti Honda, yang hanya unggul tujuh poin dari Yamaha di klasemen konstruktor, sudah ada pembicaraan tentang Yamaha yang mengalihkan perhatiannya untuk membuat perubahan besar untuk motor 2024. Namun kurangnya waktu pengujian dan keterbatasan pengembangan mesin atau performa mesin membuat kemajuan di pada musim ini menjadi sulit.

"Maksud saya, sudah bertahun-tahun kami menunggu sesuatu yang besar. Sebuah perubahan besar," kata Quartararo, juara dunia Yamaha 2021, dikutip dari Crash.net, Selasa (4/7/2023). "Jadi semoga mereka benar-benar bisa memberi kami motor yang sangat bagus untuk tahun depan. Tapi sulit juga untuk percaya diri saat Anda berjuang untuk posisi-posisi ini. Mereka bekerja keras tapi kami tidak bisa menemukan peningkatan."

Baca Juga



Situasi Quartararo memiliki kesamaan yang jelas dengan situasi Marc Marquez di tim Repsol Honda. Marquez, pembalap asal Spanyol, itu baru-baru ini mengungkapkan pertemuannya dengan presiden HRC untuk menjelaskan kekhawatirannya. Apakah Quartararo meminta hal yang sama dari manajemen Yamaha di Jepang?

"Saya sudah melakukan pertemuan dengan presiden Yamaha, jadi semoga ini akan sedikit mempercepat prosesnya dan (dia) melihat bahwa kami sangat jauh dari merek-merek top," ungkap Quartararo.

Presiden Yamaha Motor, Yoshihiro Hidaka, menghadiri MotoGP Spanyol tahun ini di Jerez.

"Presiden ada di sana (di lintasan). Itu tidak direncanakan tetapi saya meminta (untuk bertemu) karena mentalitas saya adalah seorang petarung, saya ingin menang, saya tidak ingin berada di posisi ini, karena saya pikir tidak ada seorang pun di tim yang senang berjuang untuk itu," jelas Quartararo. "Jadi saya ingin memotivasi semua orang, mencoba mengubah energi buruk ini menjadi energi yang baik dan membuat langkah, terutama langkah teknis."

Quartararo adalah satu-satunya pembalap Yamaha yang memenangkan balapan MotoGP sejak mantan rekan setimnya, Maverick Vinales, meraih kemenangan pada balapan pembuka musim 2021 di Qatar.

Tahun 2024 adalah tahun terakhir kontrak Quartararo saat ini, setelah mengendarai M1 sejak bergabung dengan kelas utama, bersama Petronas SRT, pada 2019.

MotoGP sedang mempertimbangkan perubahan pada aturan konsesi sebagai tanggapan atas kesulitan yang dihadapi Honda dan Yamaha saat ini dalam bersaing dengan merek-merek Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler