Operasi Militer Israel di Jenin Libatkan Ribuan Tentara dan Jet Tempur Canggih

Militer Israel melakukan invasi darat dan pengepungan kamp.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Pasukan pendudukan Israel melakukan salah satu kejahatan terburuk terhadap rakyat Palestina di kamp pengungsi di Kota Jenin, Tepi Barat
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan pendudukan Israel melakukan salah satu kejahatan terburuk terhadap rakyat Palestina di kamp pengungsi di Kota Jenin, Tepi Barat pada Senin (3/7/2023). Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban melaporkan, Israel mengerahkan ratusan kendaraan militer dan ribuan tentara untuk melancarkan operasi di Jenin.

"Tentara pendudukan Israel melancarkan serangan udara intensif di pusat kamp, kemudian melakukan penembakan dengan intensitas tinggi," ujar laporan Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban, Rabu (5/7/2023).

Jenin merupakan daerah pemukiman yang padat dengan ribuan warga sipil. Daerah ini memiliki diameter tidak lebih dari satu kilometer. Israel melangsungkan operasi militer di Jenin dengan dalih keberadaan elemen kelompok perlawanan Palestina di dalam kamp pengungsi Jenin. Militer Israel melakukan invasi darat dan pengepungan kamp. Hal ini serupa dengan skenario pengepungan kamp di Jenin pada 2002.

Laporan itu menyebutkan, lebih dari 20 serangan udara intensif dilancarkan oleh pesawat tempur Israel yang dikenal paling canggih di dunia. Serangan udara itu menargetkan lokasi-lokasi sipil yang terkenal, termasuk Teater Kamp Jenin dan lapangan yang kerap dijadikan sebagai tempat festival dan pusat perayaan.

Jet tempur Israel juga menyerang pemukiman sipil tanpa pandang bulu. Serangan ini mengakibatkan 9 orang mati syahid, dan puluhan orang terluka dalam kondisi sedang hingga berat.

"Mereka juga mencoba mengepung sebuah masjid dan kemudian melakukan penggalian luas di jalan-jalan utama di dalam kamp, serta menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan properti sipil," ujar laporan Yayasan Persahabatan dan Peradaban.

Bulan Sabit Merah Palestina telah mengevakuasi 500 keluarga, atau sekitar 3.000 orang dari kamp tersebut. Kelompok bantuan meminta Israel untuk menjamin akses kemanusiaan. Sementara ratusan pejuang dari Jihad Islam, Hamas dan Fatah tinggal di kamp yang telah dibentengi dengan berbagai rintangan dan pos jaga untuk melawan serangan tentara reguler Israel.

"Agresi brutal (Israel) tidak akan mematahkan keinginan Jenin yang gagah berani," kata pernyataan Jihad Islam.

Pada Senin, buldoser Israel menerobos jalan-jalan di kamp untuk menghancurkan alat peledak rakitan, serta memutus pasokan air dan listrik. Kemudian pada Selasa, militer mengatakan, polisi perbatasan telah menemukan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan bahan peledak di kamp pengungsi dan membongkar dua pos pengamatan.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler