Rusia Tawarkan Opsi Setelah Pemberontakan Wagner Group
Rusia tidak akan memberikan hukuman atau memenjara para anggota Wagner Group.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menawarkan sejumlah opsi kepada tentara bayaran Wagner Group setelah pemberontakan gagal kelompok tersebut pada akhir Juni. Pemberontakan berhasil digagalkan dalam kurang dari 24 jam.
"Bagi anggota Wagner Group, ada tiga opsi untuk mereka," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Lyudmila mengatakan bahwa pada 24 dan 25 Juni Presiden Rusia Vladimir Putin membuat pernyataan tentang situasi yang terjadi sebagai sebuah upaya pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok tentara bayaran Wagner Group. "Tentu saja ini adalah situasi yang sangat berbahaya, karena pemberontakan bersenjata di banyak negara selalu menimbulkan kesedihan dan tragedi bagi negara," katanya.
Namun, ia menegaskan bahwa pemberontakan itu berhasil digagalkan karena pemberontakan itu bahkan tidak didukung oleh anggota kelompok itu sendiri, yang sebagian besar mengaku tidak tahu tentang pemberontakan tersebut.
"Sebagian besar dari mereka tidak tahu apa yang terjadi. Mereka diberi tahu bahwa itu semacam latihan militer. Mereka tidak tahu target dari pemberontakan itu," kata Lyudmila.
Presiden Putin mengatakan dalam pidatonya pada 26 Juni bahwa seluruh masyarakat dan elemen di badan eksekutif dan legislatif di semua level menunjukkan konsolidasi cukup kuat dan mendukung tatanan konstitusional.
"Tanggung jawab utama atas nasib Tanah Air telah menyatukan semua orang, menyatukan rakyat kami," kata Lyudmila dari pernyataan Putin.
Lyudmila menegaskan pemberontakan berhasil digagalkan dalam kurang dari 24 jam. Sebagai hasil dari kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko, Ketua Wagner Group Yevgeny Prigozhin setuju untuk pergi ke Belarusia.
Sementara terkait nasib para anggota Wagner Group yang turut dalam pemberontakan gagal, Rusia menawarkan beberapa opsi, antara lain bahwa mereka bisa memilih untuk menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia serta menjadi bagian dari Pasukan Bersenjata Rusia.
Opsi berikutnya adalah memungkinkan mereka untuk pergi ke Belarusia bersama dengan ketuanya, Yevgeny Prigozhin, atau opsi yang selanjutnya adalah kembali ke keluarga mereka masing-masing.
Lyudmila mengatakan bahwa Rusia tidak akan memberikan hukuman atau memenjara para anggota Wagner Group karena sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa yang terjadi.
Ia juga menegaskan bahwa tawaran-tawaran tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi Rusia atas kontribusi kelompok tersebut dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
"Kami tidak bisa menampik bahwa kontribusi mereka sangat berharga. Oleh karena itu, tandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan dan menjadi bagian dari pasukan bersenjata kami," demikian kata Dubes Lyudmila.