Negosiasi Gaji Mandek, Serikat Guru di Inggris akan Lanjutkan Aksi Pemogokan

Pemerintah Inggris dituding menolak melanjutkan negosiasi terkait gaji guru.

Xinhua
Sekitar 300 ribu guru di seluruh Inggris melakukan aksi mogok dan menggelar unjuk rasa pada Rabu (5/7/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sekitar 300 ribu guru di seluruh Inggris melakukan aksi mogok dan menggelar unjuk rasa pada Rabu (5/7/2023). Mereka turun ke jalan karena negosiasi dan perdebatan mengenai gaji guru tak kunjung usai.

Baca Juga


Para guru melakukan pemogokan tergabung dalam National Education Union (NEU), serikat pendidikan terbesar di Eropa. "Kami tidak ingin mogok tetapi pendidikan dihancurkan oleh Pemerintah yang tidak menghargai kami atau pekerjaan yang kami lakukan," kata NEU dalam sebuah unggahan di akun media sosialnya, dikutip Anadolu Agency.

NEU menuding Pemerintah Inggris menolak melanjutkan negosiasi terkait gaji guru di sana. “Menteri pendidikan menolak untuk memasuki kembali negosiasi dengan alasan bahwa dia dan departemennya sedang menunggu publikasi rekomendasi Badan Peninjauan Guru Sekolah tentang gaji,” ungkap Mary Bousted dan Kevin Courtney, sekretaris jenderal gabungan NEU, dalam pernyataan bersama.

NEU telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemogokan dan unjuk rasa serupa pada Jumat (7/7/2023) mendatang. “Kami menyesali gangguan terhadap pendidikan akibat pemogokan kami dan kami mendukung pengaturan ulang hari transisi jika memungkinkan – seperti yang telah dikonfirmasi oleh beberapa otoritas lokal seperti Birmingham, Coventry dan Warwickshire. Kami memberikan pengecualian kepada anggota yang terlibat dalam perjalanan sekolah yang tidak dapat diatur ulang,” kata NEU.

“Namun, gangguan terhadap pendidikan anak-anak dan remaja terjadi setiap hari karena terhentinya layanan pendidikan kami oleh Pemerintah. Ini tidak bisa dilanjutkan,” tambah NEU.

Anggota NEU telah melakukan pemogokan di seluruh Inggris pada 1 Februari, 15-16 Maret, 27 April, dan 2 Mei lalu. Mereka juga sempat menggelar pemogokan regional pada 28 Februari dan 2 Maret. Menurut Departemen Pendidikan Inggris, ketika NEU melakukan pemogokan pada 2 Mei 2023 lalu, sebanyak 50 persen sekolah negeri di Inggris tetap buka, tapi membatasi kehadiran. Sementara lima persen sekolah negeri lainya sepenuhnya tutup.

“Setiap tindakan pemogokan sangat merusak. Kami telah memberikan tawaran gaji yang adil dan masuk akal kepada para guru, mengakui kerja keras dan komitmen mereka yang luar biasa,” ujar seorang juru bicara Departemen Pendidikan Inggris, dikutip laman Evening Standard.

Dia mengungkapkan, ribuan sekolah menerima dana tambahan yang signifikan sebagai bagian dari investasi tambahan 2 miliar poundsterling yang disediakan pemerintah untuk tahun ini dan tahun depan. “Akibatnya, pendanaan sekolah akan mencapai level tertinggi dalam sejarah tahun depan, sebagaimana diukur oleh IFS (Institute for Fiscal Studies),” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler