Ukir Nama Dinding Colosseum, Turis Mengaku tidak Tahu Amfiteater Itu Bangunan Kuno

Turis itu mengaku akan bertanggung jawab atas perbuatannya.

EPA-EFE/ETTORE FERRARI
Turis berjalan di Colosseum di Roma, Italia, 11 Agustus 2021. Seorang turis meminta maaf setelah kedapatan mengukir namanya di dinding Colosseum.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang turis kedapatan merusak  dinding Colosseum di Roma, Italia, meminta maaf lewat surat yang ditujukan kepada Wali Kota Roma, Dewan Kota, dan Hakim Kota. Pria  yang diidentifikasi oleh pengacaranya sebagai Ivan Danailov Dimitrov itu memakai kunci untuk mengukir "Ivan+Hayley 23" ke dinding bata dari struktur Colosseum pada 23 Juni lalu.

Tindakan Dimitrov ini memicu kemarahan di media sosial dan pejabat Italia. Dalam suratnya, pria 27 tahun itu mengeklaim dia tidak menyadari bahwa amfiteater berusia hampir 2.000 tahun itu bangunan kuno.

"Dengan sangat malu, saya mengakui bahwa saya baru mengetahui betapa antiknya monumen itu setelah apa yang sayangnya terjadi," kata Dimitrov dalam surat tertanggal Selasa (4/7/2023), dilansir NBC News, Jumat (7/7/2023).

Dimitrov mengatakan dia "menyadari beratnya tindakan yang dilakukan" dan menyampaikan "permintaan maaf yang tulus kepada orang Italia dan seluruh dunia atas kerusakan yang terjadi pada aset yang sebenarnya adalah warisan seluruh umat manusia".

"Saya juga menyadari bahwa perilaku serupa di negara saya akan mengakibatkan konsekuensi yang jauh lebih serius," tulisnnya.

Dimitrov pun mengaku akan bertanggung jawab dan melakukan upaya untuk menebus kesalahannya.

"Untuk alasan ini, saya akan bertanggung jawab dan akan melakukan upaya yang tulus dan nyata untuk menebus kesalahan," katanya melalui surat.

Baca Juga


Dimitrov mengatakan tidak ada pembenaran untuk ketidaksopanan, kedangkalan, dan kesembronoan tindakannya. Dia menutup surat itu dengan mengatakan dia berharap permintaan maafnya akan diterima.

Meskipun Dimitrov belum diidentifikasi secara publik oleh pejabat Italia, polisi negara itu, Carabinieri, mengatakan pada 29 Juni bahwa mereka sedang menyelidiki dan bahwa tersangka dan rekannya tinggal di Inggris. Pengacara Dimitrov, Alexandro Maria Tirelli, mengatakan kepada NBC News secara eksklusif bahwa mereka telah mengajukan permohonan tawar-menawar.

"Pria itu pasti akan mengambil manfaat dari hukuman yang ditangguhkan," ujar Tirelli.

Tirelli menggambarkan tindakan pencemaran nama baik itu sebagai keji, tetapi tidak serius". Dia mengatakan surat itu dikirim Selasa (4/7/2023).

Kantor Kejaksaan Roma tidak segera membalas permintaan komentar. Pada Kamis (6/7/2023), Kantor Wali Kota Roma mengatakan mereka belum menerima surat apa pun.

Menurut The Associated Press, orang yang merusak Colosseum dapat dikenakan denda hingga 15 ribu dolar AS (sekitar Rp 227 juta) dan lima tahun penjara. Pada 26 Juni, dalam cicitannya di Twitter yang melampirkan video insiden tersebut, Menteri Kebudayaan Italia, Gennaro Sangiuliano, mengatakan dia berharap pelaku akan "diberi sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku".

Ini bukan pertama kalinya turis merusak Colosseum. AP melaporkan pada 2014, seorang turis Rusia didenda sekitar 25 ribu dolar AS (Rp 379 juta) dan menerima hukuman percobaan empat tahun setelah menulis huruf "K" di dinding salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern itu.

Satu tahun kemudian, dua turis Amerika dipanggil untuk menghadap pengadilan. Mereka menimbulkan kerusakan parah karena mengukir namanya di Colosseum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler