Menkeu AS Lihat Perbaikan Hubungan AS-Cina

AS dan Cina tetap berselisih dalam sejumlah masalah tapi hubungan tetap solid.

EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen melakukan pertemuan bilateral dengan para pejabat senior Cina selama 10 jam dalam beberapa hari terakhir.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen melakukan pertemuan bilateral dengan para pejabat senior Cina selama 10 jam dalam beberapa hari terakhir. Kegiatan itu dinilai sangat produktif dan membantu menstabilkan hubungan kedua negara.

Baca Juga


Yellen mengakhiri kunjungan ke Cina pada Ahad (9/7/2023). Dia mengatakan, AS dan Cina tetap berselisih dalam sejumlah masalah. Namun, keyakinannya menunjukan kunjungan itu telah memajukan upaya AS untuk menempatkan hubungan kedua negara pada pijakan yang lebih pasti.

"AS dan Cina memiliki perbedaan pendapat yang signifikan," kata Yellen kepada wartawan di Kedutaan Besar AS di Beijing mengutip kekhawatiran AS tentang praktik ekonomi yang tidak adil dan tindakan hukuman baru-baru ini terhadap perusahaan AS.

"Tapi Presiden (Joe) Biden dan saya tidak melihat hubungan antara AS dan Cina melalui kerangka konflik kekuatan besar. Kami percaya bahwa dunia cukup besar bagi kedua negara kami untuk berkembang," ujar menteri keuangan itu.

Yellen mengatakan, tujuan kunjungannya adalah untuk membangun dan memperdalam hubungan dengan tim ekonomi baru Cina. Kedatangan itu diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dan membuka jalan bagi kerja sama di berbagai bidang, seperti perubahan iklim dan kesulitan utang.

"Saya pikir kami telah membuat beberapa kemajuan dan saya pikir kami dapat memiliki hubungan ekonomi yang sehat yang menguntungkan kami berdua dan dunia," kata Yellen mengharapkan peningkatan dan komunikasi yang lebih teratur di tingkat staf.

Yellen mengatakan, para pejabat Cina mengemukakan kekhawatiran tentang perintah eksekutif yang diharapkan membatasi investasi keluar. Namun, dia meyakinkan tindakan seperti itu akan memiliki cakupan yang sempit dan akan diberlakukan secara transparan, melalui proses pembuatan aturan yang akan memungkinkan masukan publik.

"Tidak ada satu kunjungan pun yang akan menyelesaikan tantangan kita dalam semalam. Namun, saya berharap perjalanan ini akan membantu membangun saluran komunikasi yang tangguh dan produktif," kata Yellen.

 

Menteri keuangan itu juga menegaskan kembali bahwa Washington tidak berusaha untuk memisahkan diri dari ekonomi Beijing. Pemisahan ekonomi ini dinilai justru akan menghadirkan bencana bagi kedua negara dan membuat dunia tidak stabil.

Yellen mengatakan, AS ingin melihat ekonomi yang terbuka, bebas, dan adil, bukan ekonomi yang memaksa negara untuk memihak. “Persaingan ekonomi yang sehat hanya akan berkelanjutan jika menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.

Kunjungan Yellen adalah upaya terbaru Washington untuk memperbaiki hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia. Kedua negara ini bermasalah dari Taiwan hingga teknologi, sehingga menarik sekutu mereka ke dalam persaingan yang berdampak pada perusahaan dan hubungan perdagangan.

Yellen bertemu dengan pejabat senior Cina selama kunjungannya, termasuk Perdana Menteri Li Qiang, serta perusahaan AS yang berbisnis di Cina, pakar keuangan iklim, dan ekonom wanita. Sebelum kunjungannya ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Beijing bulan lalu yang merupakan kunjungan pertama oleh diplomat tinggi AS dari kepresidenan Biden. Sementara utusan iklim AS John Kerry diperkirakan akan mengunjungi Cina bulan ini.

Dorongan diplomatik AS datang menjelang kemungkinan pertemuan antara Biden dan Presiden Cina Xi Jinping. Kedua kepala ini kemungkinan datang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada September di New Delhi atau pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang dijadwalkan November di San Francisco.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler