Tak Seperti Twitter, Threads Lebih 'Bersih' dari Konten Porno
Threads melarang konten hubungan seksual, alat kelamin, dan ketelanjangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi Threads telah menarik lebih dari 70 juta pengguna dalam dua hari pertama saat diluncurkan 5 Juli 2023 di 100 negara di dunia. Tidak seperti Twitter di mana pengguna dapat dengan mudah terpapar konten porno, di Threads tidak demikian. Threads relatif bersih dari video pornografi dibandingkan Twitter.
Threads cukup kritis terhadap postingan para pengguna. Dikutip dari laman Tech Crunch, beberapa jam sejak Threads diluncurkan, Senin (10/7/2023), ada pengguna mengeluhkan bahwa postingan mereka diberi peringatan oleh Threads. Seorang pengguna mengeluh bahwa mereka ditandai di Threads karena mengatakan mereka "terangsang".
Yang lain mengatakan "dihukum" oleh Threads karena menanyakan apakah pengguna dapat "memposting payudara", yang ditandai oleh Threads sebagai konten yang "menyerupai orang lain yang telah dilaporkan".
“Mencoba menyebut diri saya bodoh di Threds dan itu ditandai sebagai intimidasi,” tulis artis Mikaela di Twitter.
Bagaimana kebijakan Threads terkait konten porno?
Persyaratan layanan dan pedoman komunitas Threads saat ini diketahui dialihkan ke kebijakan Instagram Meta, yang melarang hampir semua bentuk ketelanjangan. Hal itu seperti hubungan seksual, alat kelamin, dan ketelanjangan dilarang dari semua platform Meta.
Instagram melarang ketelanjangan, termasuk foto, video, dan beberapa konten yang dibuat secara digital yang menunjukkan hubungan seksual, alat kelamin, dan tubuh telanjang. Itu membuat pengecualian untuk puting wanita dalam konteks menyusui, melahirkan, serta situasi yang berhubungan dengan kesehatan seperti operasi yang menegaskan gender. Pedoman tersebut juga mengizinkan ketelanjangan dalam foto lukisan dan pahatan. Namun sering kali panduan ini dinilai kurang konsisten.
CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan aplikasi Threads milik Meta diluncurkan sebagai tempat perlindungan "ramah" untuk warga internet. Threads juga disebut membuat perbedaan yang tajam dengan Twitter yang dimiliki oleh miliarder Elon Musk.
"Kami benar-benar fokus pada kebaikan dan menjadikannya tempat yang ramah," kata CEO Meta Zuckerberg, tak lama setelah peluncuran aplikasi tersebut.
Juru bicara Christine Pai dalam pernyataan email juga menanggapi soal filter konten di Threads. Dia mengatakan sebagai permulaan, perusahaan tidak akan memperluas program pemeriksaan fakta yang ada ke Threads.
Hal itu menghilangkan fitur pembeda tentang bagaimana Meta mengelola informasi yang salah di aplikasi lainnya. Pai mengatakan, postingan di Facebook atau Instagram yang dinilai salah oleh mitra pemeriksa fakta akan membawa label mereka jika diposting di Threads.
Dalam podcast New York Times Adam Mosseri, Kepala Instagram, Adam Mosseri, mengatakan Threads lebih mendukung wacana publik daripada layanan Meta lainnya. Oleh karena itu, Threads lebih cenderung menarik kelompok yang berfokus pada berita. Dia mengatakan perusahaan tersebut bertujuan untuk fokus pada subjek yang lebih ringan seperti olahraga, musik, mode, dan desain.