Pengusutan Mafia Bola Dimulai dari Permintaan Keterangan Pendiri Football Institute

Budi mengapresiasi langkah Kapolri mengusut praktik mafia sepak bola di Indonesia.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan konferensi pers usai melakukan pertemuan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/6/2023). Pertemuan tersebut untuk berkoordinasi terkait ditemukannya adanya indikasi pelanggaran atau kecurangan di perangkat liga sepakbola Indonesia.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Football Institute Budi Setiawan mengakui dimintai keterangan oleh Bareskrim Polri sebagai saksi terkait perwasitan sepak bola di Indonesia. Budi mengapresiasi langkah Polri mengusut praktik-praktik culas terkait mafia sepak bola di Indonesia.

Baca Juga


"Saya memenuhi undangan dari Bareskrim Mabes Polri, dalam kapasitas sebagai saksi," kata Founder Football Institute, Budi Setiawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/7/2023).

Budi menjelaskan pemeriksaan berlangsung selama 7,5 jam, sejak pukul 09.00 WIB sampai 16.30 WIB. Materi pemeriksaan mengenai press conference yang dilakukan pada Ahad (25/6/2023) dengan konteks tentang perwasitan sepak bola indonesia.

"Saya dimintai keterangan tentang materi-materi yang saya sampaikan, termasuk juga klarifikasi mengenai metode riset dan penelitian serta validitas data," ungkapnya.

Selain itu, dia juga dimintai keterangan mengenai sepakbola Indonesia secara umum dan kompetensi serta rekam jejaknya dalam bidang sepak bola. Menurut Budi, lamanya pemeriksaan dikarenakan dia harus menjelaskan secara detail dan rigid, agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan keterangan.

"Saya diwawancarai oleh enam penyidik secara bergantian dalam durasi 7,5 jam tersebut. Sekitar 30 pertanyaan yang diajukan oleh penyidik," ungkapnya.

Budi juga mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang telah membentuk tim Satgas Mafia Bola dan mempelajari data yang dimiliki Football Institute.

"Ini menunjukkan keseriusan dari Polri sebagai penegak hukum, untuk bersama-sama PSSI membenahi masalah-masalah sepak bola Indonesia," katanya menegaskan.

Salah satu dicontohkannya, terkait match fixing/match manupulation. Dia juga mengapresiasi Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang punya komitmen jelas, dalam mewujudkan sepak bola Indonesia yang bersih dan bermartabat.

 


Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menegaskan akan mengusut tuntas setiap laporan dugaan kecurangan pertandingan sepak bola di Tanah Air. Dia mengatakan, saat ini Indonesia sudah memiliki satuan tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri yang akan terus bergerak mengusut praktik mafia sepak bola.

"Kita memiliki satgas yang akan bergerak untuk mengawal. Jangan sampai di perjalanan liga ke depan yang akan dilaksanakan terjadi kecurangan-kecurangan," ujar Listyo, Senin (26/6/2023).

Untuk itu, Listyo membuka ruang pengaduan bagi masyarakat agar dapat melaporkan dugaan tindakan kecurangan oleh mafia sepak bola. Sebab, Polri sejak awal berkomitmen untuk mengawal dan mendukung kompetisi sepak bola di Indonesia berjalan dengan adil (fair).

"Tolong berikan informasi kepada kami dan kalau kami bisa dapatkan akan diproses. Kalau di kepolisian prosesnya pasti pidana," katanya.

Menurut dia, laporan masyarakat akan membantu proses investigasi. Adapun para tersangka akan diproses dan dikenakan pidana.

"Untuk di PSSI pastinya punya proses tersendiri, data-data tersebut tentunya hasil dari kami juga. Kami kan laporkan ke PSSI untuk ditindaklanjuti," jelas dia.

Ketum PSSI Erick Thohir menyampaikan terima kasih atas dukungan Kapolri dan jajaran dengan pembentukkan satgas anti mafia bola. Erick mengatakan dia dan Kapolri sejak awal mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo untuk menciptakan iklim sepak bola yang bersih.

"Hal ini penting buat kita mendorong liga kita menjadi nomor satu di Asia Tenggara dan terciptanya tim nasional yang memang sangat bisa bertanggung jawab sehingga meraih prestasi dengan baik," ucap Erick. 

Erick menyebut komitmen presiden sejalan dalam pembicaraan dengan FIFA. Erick menyampaikan salah satu permintaan FIFA ialah adanya transformasi sepak bola Indonesia, termasuk memberantas pengaturan skor.

"Alhamdulillah data-data sudah ada di Pak Kapolri, dan juga data-data FIFA pun berindikasi ke situ karena FIFA menurunkan tim secara serius sejak berapa bulan," lanjut mantan Presiden Inter Milan tersebut. 

Erick menilai kerja sama PSSI dan Polri menjadi bukti konkret dalam memberantas mafia sepak bola. PSSI, ucap Erick, akan terus mendukung Polri dalam mengusut aktor pengaturan skor dan mafia bola

"Kita berharap proses yang akan terjadi akan transparan dengan bukti-bukti data, bukan asumsi atau tebak-tebakan tapi dilandasi data dan fakta," kata Erick. 

 

 

Pekan lalu, Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso menyatakan, mendukung penuh pengusutan mafia bola yang saat ini sedang dilakukan oleh pengurus PSSI bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

"Saya sangat setuju, semuanya saja menurut saya, kalau demi kebaikan sepak bola Indonesia, siapapun itu yang melakukan permainan atau mengatur skor hukumannya seumur hidup saya sangat setuju," ucap Aji.

Menurut dia, siapa pun itu pelakunya, entah dari pelatih, pemain, perangkat pertandingan ataupun pengurus harus tetap dihukum karena sepak bola harus bersih dari mafia bola.

"Apakah itu pelatih, pemain, perangkat pertandingan, atau pengurus kalau ada, hajar saja, itu bagus karena sepak bola harus bersih," kata pelatih yang memiliki lisensi UEFA Pro tersebut.

Saat ini, lanjutnya, tidak semua bisa menangani perjudian yang ada di luar pertandingan. Namun, dirinya berharap hal tersebut tidak sampai dibawa dalam kompetisi ataupun di jajaran kepengurusan.

"Kami belum bisa melarang orang judi di luar, mungkin di daring juga belum bisa, tetapi paling tidak jangan dibawa ke lapangan dan jangan dibawa kepengurusan itu," tuturnya.

Sebelumnya, perwakilan suporter Persebaya, Cahyo Al-Ghazali meyakini Ketua Umum PSSI Erick Thohir mampu membangkitkan sepak bola Indonesia. Salah satunya dengan memberantas praktik mafia bola.

 

"Saya yakin Bapak Erick Thohir bisa membangkitkan sepak bola Indonesia. Karena saban hari juga sudah dijelaskan program-program kedepannya tapi yang kita butuhkan dari pihak suporter adalah transparan, bukan transformasi," kata Cahyo.

Cahyo berharap lewat pengalaman dan kerja-kerja nyata Ketua Umum PSSI dalam memajukan dan mengembangkan sepak bola Indonesia lebih maju dan modern. Menurutnya, perlu ada penegasan nyata terhadap para mafia sepak bola di Indonesia.

"Semoga di tangan Pak Erick Thohir menjadi lebih baik ke depan, menghasilkan pemain-pemain hebat, tinggalkan match fixing, kita jangan pernah bergandengan dengan mafia, tetapi kita harus memberantas mafia bola itu sendiri," katanya menegaskan.

 

Caketum PSSI, Erick Thohir, menjadi kandidat kuat di KLB PSSI 2023 di Hotel Shangri La, Jakarta, pada Kamis (16/2/2023). - (Republika.co.id)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler