Salwan Momika, Pembakar Alquran di Swedia Direkrut Mossad Sejak 2019

Sejak 2019, Momika bekerja sebagai agen Mossad.

TT NEWS AGENCY/ EPA EFE/STEFAN JERREVANG
Iran mengklaim bahwa Salwa Momika telah direkrut Mossad pada 2019.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menuduh Salwan Momika, imigran Irak yang membakar Alquran di Swedia bulan lalu, bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad. Iran menyebut aksi Momika adalah upaya terkoordinasi yang dimaksudkan mengalihkan perhatian dunia dari operasi Israel terhadap warga Palestina.

“Ini adalah praktik biasa Zionis, yang, di samping kampanye pembunuhan dan penghancuran mereka, menerapkan proyek kriminal untuk mengalihkan perhatian dari operasi jahat mereka,” kata Kementerian Intelijen Iran dalam sebuah pernyataan, Senin (10/7/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Iran mengeklaim Salwa Momika telah direkrut Mossad pada 2019. Sejak saat itu, Momika pun bekerja sebagai agen Mossad.


Baca Juga: Irak Minta Bantuan Interpol Tangkap Salwan Momika

Kementerian Intelijen Iran mengatakan, Momika memainkan peran utama dalam memata-matai milisi Irak yang didukung Iran. Dia juga disebut pernah terlibat upaya memecah belah Irak sebelum akhirnya bertolak ke Swedia.

Kementerian Intelijen Iran mengungkapkan, Momika menuntut izin tinggal di Swedia dari Israel sebagai imbalan atas jasanya. 

Aksi Salwan Momika membakar Alquran dilindungi polisi ...

Bulan lalu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika membakar salinan Alquran di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm di Swedia. Tindakan provokatifnya bertepatan dengan Idul Adha, salah satu hari besar keagamaan Islam yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Negara Muslim Tuntut PBB Bertindak Tegas Soal Pembakaran Alquran

Hal ini menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Islam, termasuk Turki, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal, Maroko dan Mauritania.

Sementara pada Januari, seorang politikus sayap kanan juga membakar salinan Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia.

Irak ingin mengadili 

Salwan Momika membakar Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm. Ia diketahui masih berkewarganegaraan Irak. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Irak menegaskan ingin mengadili perbuatan Momika yang telah mengundang kecaman terutama dari negara-negara muslim. Irak akan meminta Swedia mendeportasi Momika secepatnya ke Irak.

 “Sangat menyakitkan kami bahwa tindakan ini terjadi pada hari pertama Idul Adha Muslim dan di depan sebuah masjid tempat sholat Idul Adha yang diberkati diadakan,” kata Konsul Jenderal Irak di Jeddah Mohammad al-Naqshbandi dalam sebuah wawancara dengan Asharq Al-Awsat, Ahad (2/7/2023).

Ia menjelaskan, di bawah hukum Irak, Ketua Dewan Yudisial Tertinggi, Hakim Faeq Zaidan akan mengambil tindakan-tindakan hukum terhadap Momika yang saat ini belum memperoleh kewarganegaraan Swedia. Di antara langkah hukum tersebut, Irak menuntut Momika dipulangkan, berdasarkan pasal yang disebutkan dalam konstitusi Irak tentang penghinaan terhadap kesucian Islam.

Motif tindakan tersebut....

Asharq Al-Awsat bertanya kepada Naqshbandi tentang motif tindakan tersebut, dia menjelaskan bahwa beberapa lembaga di Irak mendorong langkah itu.

Pada 28 Juni 2023 lalu, Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm. Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut. Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran.

Sekitar 200 orang yang hadir di lokasi meneriakkan takbir di hadapan Momika untuk memprotes aksi pembakaran Alquran tersebut. Otoritas Swedia memberi izin kepada Momika untuk melakukan aksinya tersebut. Namun saat ini penyelidikan tengah dilakukan terhadap Momika karena dia dianggap melakukan "hasutan terhadap kelompok etnis".

Momika diketahui memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Sebelumnya Paludan telah melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler