Pemerintah Target 10 Sektor UMKM Bisa IPO di Bursa
Baru baru ada 33 UMKM dari 864 perusahaan tercatat di bursa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mengatakan pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan terdapat 10 perusahaan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat melangsungkan Initial Public Offering (IPO) sampai dengan tahun 2024.
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing (sampai 2024), kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka," kata Teten.
Kemarin, waralaba minuman Teguk sudah mencatatkan sahamnya di bursa. Teten mengapresiasi respons pasar yang luar biasa dan optimistis perusahaan-perusahaan kecil menengah bisa melakukan hal serupa.
Dengan target tersebut, Kemenkop UKM bersama BEI akan terus melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan publik di pasar modal Indonesia. "Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah yang go public ini menurut saya harus terus kita dorong. Karena struktur ekonomi kita masih dominan mikro dan informal yang sampai 96 persen," ujar Teten.
Selain itu, Kemenkop UKM akan menggandeng Securities Crowdfunding (SCF) dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM. Sudah ada 10 yang didampingi. Ia berharap, ada perbaikan struktur ekonomi Indonesia ke depan, supaya segmen usaha menengah semakin besar.
Sebelumnya, Kemenkop UKM mendorong percepatan pelaku UMKM untuk melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BEI. Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten meyakini target 10 UMKM untuk go public bisa lebih cepat tercapai.
Sebab selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang. Saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di BEI, atau baru empat persen atau 33 UMKM yang sudah IPO.