Turki dan Pakistan Tegas, Serukan Dunia Lawan Kebencian Terhadap Muslim  

PBB mengeluarkan resolusi hentikan kebencian terhadap Muslim

EPA/ SHAHZAIB AKBER
Demonstran mengikuti aksi protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia, di Karachi, Pakistan, Ahad (2/7/2023).
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Turki dan Pakistan meminta dunia untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah serangan anti-Muslim, termasuk penodaan terhadap kitab suci Alquran.

Baca Juga


Dewan Hak Asasi Manusia telah bersidang untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil setelah insiden berulang. Sidang menghasilkan Resolusi Kecam Tindakan Kebencian Agama di PBB. 

Dewan Hak Asasi Manusia melalui pesan video, Yasin Ekrem Serim, Wakil Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan, "Kami sangat mengutuk pembakaran Alquran di depan umum baru-baru ini, yang merupakan manifestasi yang jelas dari meningkatnya kebencian agama."

Dia menekankan bahwa segala bentuk rasa tidak hormat terhadap kitab suci apa pun bertentangan dengan prinsip-prinsip toleransi, perdamaian sosial dan penghormatan terhadap martabat manusia.

"Kebebasan berekspresi adalah landasan masyarakat, tetapi tidak dapat disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian. Tidak dapat diterima untuk mengizinkan tindakan ini atas dasar kebebasan berekspresi. Kami meminta semua pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelaku tindakan ini dan untuk mencegah terulangnya insiden semacam itu," katanya dilansir dari Daily Sabah, Kamis (13/7/2023).

Serim menambahkan, "Turki, dengan mayoritas populasi Muslim dan sebagai anggota dan mitra dari semua organisasi Barat seperti Dewan Eropa, NATO dan juga kandidat Uni Eropa, akan terus mendukung inisiatif melawan sentimen anti-Islam."

Menegaskan kembali komitmen Turki untuk memerangi kebencian dan diskriminasi. Pejabat Turki menyatakan kesediaan Ankara untuk berkolaborasi dengan semua negara di tingkat bilateral dan multilateral untuk mengatasi masalah ini.

"Kami menyerukan kepada semua negara untuk mendukung resolusi ini untuk memberikan pesan bersatu yang jelas terhadap tindakan kebencian yang mengancam tidak hanya Muslim, tetapi semua umat manusia," katanya.

Pakistan juga mendesak dunia untuk bersatu melawan gelombang Islamofobia dan kebencian agama yang meningkat, termasuk insiden seperti pembakaran kitab suci Alquran, di Swedia.

Menteri Luar Negeri, Bilawal Bhutto Zardari, secara virtual membahas debat mendesak yang diadakan Dewan Hak Asasi Manusia tentang tindakan kebencian agama, di mana dia meminta komunitas global untuk "bersatu melawan kebencian, diskriminasi, intoleransi, dan mempromosikan rasa saling menghormati, pengertian, dan toleransi," sebagaimana dilaporkan Televisi Pakistan yang dikelola pemerintah.

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

Diplomat ternama Islamabad mengatakan bahwa penodaan Alquran yang disengaja telah berlanjut di bawah sanksi pemerintah dan dengan rasa impunitas, eferensi yang jelas kepada pemerintah Swedia yang mengizinkan pembakaran salinan Quran awal bulan ini.

“Kita harus melihat ini sebagai hasutan untuk kebencian, diskriminasi, dan upaya untuk memprovokasi kekerasan. Kita harus bergandengan tangan dalam mengutuknya, kita harus mengisolasi mereka yang membelai kebencian," tambah Zardari.

"Alquran adalah jangkar spiritual bagi 2 miliar Muslim. Penting untuk memahami luka mendalam yang disebabkan oleh publik dan tindakan penodaan Alquran yang direncanakan bagi umat Islam," katanya.

Menjuluki insiden Swedia sebagai serangan terhadap iman Muslim, Zardari mengatakan bahwa kebencian dan kebebasan berbicara harus dipisahkan karena kebebasan berbicara "sangat diperlukan, tetapi ujaran kebencian tidak dapat dipertahankan."

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Dia menambahkan bahwa negara-negara Muslim tidak mengizinkan penodaan teks suci agama lain, dan tindakan seperti itu tidak terpikirkan oleh Muslim mana pun. "Itu dilarang oleh iman, oleh budaya, dan oleh hukum," katanya.

Bulan lalu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika membakar salinan Alquran di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm di Swedia.

Tindakan provokatifnya bertepatan dengan hari raya Idul Adha, salah satu festival keagamaan Islam utama yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Ini menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Islam, termasuk Turki, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal, dan Mauritania.

 

Sumber: dailysabah  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler