Jepang Keluarkan Peringatan Serangan Panas, Bisa Bahayakan Nyawa
Suhu udara mencapai 40 derajat Celsius di beberapa daerah termasuk di Tokyo
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengeluarkan peringatkan serangan panas atau heatstroke saat suhu panas di sebagian besar negara itu mencapai angka tertingginya meski di sebagian wilayah lainnya diguyur hujan.
Stasiun televisi NHK memperingatkan suhu panas bisa mencapai tingkat yang dapat membahayakan nyawa. Suhu udara mencapai 40 derajat Celsius di beberapa daerah termasuk ibukota Tokyo.
"Mohon tetap terhidrasi dan menggunakan pendingin ruangan dengan tepat, dan hindari kegiatan di luar ruangan yang tampaknya sulit," kata pembaca berita NHK, seperti dikutip Straits Times, Senin (17/7/2023).
Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatkan heatstroke untuk 20 dari 47 prefektur. Sebagian besar peringatan itu berada di timur dan barat daya Jepang. Peringatan ini berlaku bagi puluhan juta orang.
Panas dapat menyebabkan kematian termasuk akibat heatstroke yang dapat merusak otak, ginjal dan organ lainnya. Panas juga dapat memicu kondisi serangan jantung dan masalah pernapasan.
Badan Meteorologi Jepang mencatat suhu air raksa di Kota Kiryu di Prefektur Gunma di utara Tokyo, mencapai 39,7 derajat Celcius, sementara di Hachioji di sebelah barat Tokyo mencapai 38,9 derajat Celsius.
Suhu tertinggi di Jepang yang pernah tercatat adalah 41,1 derajat Celcius, di kota Kumagaya, Saitama, pada tahun 2018 dan kemudian disamai oleh kota Hamamatsu, Shizuoka, pada tahun 2020.
Badan Meteorologi Jepang mencatat beberapa tempat dilanda suhu terpanasnya selama lebih dari empat puluh tahun. Termasuk di Kota Hirono di Prefektur Fukushima dengan 37,5 derajat Celsius dan kota wisata Nasushuiobara sekitar 35,4 derajat Celsius.
Sementara itu, hujan lebat terus mengguyur wilayah utara Jepang, di mana banjir dan setidaknya satu tanah longsor telah terjadi.
Sementara wilayah utara Jepang dilanda hujan lebat yang mengakibatkan banjir dan longsor. Seorang pria ditemukan tewas di dalam mobil yang terendam di sawah di prefektur Akita, seminggu setelah tujuh orang tewas dalam cuaca yang sama di bagian barat daya negara itu.
Sejak akhir pekan lalu, curah hujan yang tinggi telah menyebabkan curah hujandi beberapa wilayah Jepang tembus rekor. Tingginya curah hujan menyebabkan sungai-sungai meluap dan tanah basah menjadi longsor.
Jepang sedang mengalami musim hujan tahunan, yang sering kali membawa hujan lebat dan terkadang mengakibatkan banjir dan tanah longsor, serta korban jiwa. Namun, para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan risiko hujan lebat di Jepang dan di tempat lain karena atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak air.