Erdogan Keliling Negara Teluk

Erdogan ke Arab Saudi, UEA dan Qatar

AP Photo/Nedim Enginsoy
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan melakukan kunjungan ke sejumlah negara teluk.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan melakukan kunjungan ke sejumlah negara teluk. Perhentian pertama Erdogan di Arab Saudi pada Senin (17/7/2023). Ia berharap kunjungannya bisa mendatangkan investasi dan keuangan bagi Turki.

"Kunjungan ini memiliki dua topik utama: investasi dan dimensi keuangan. Kami memiliki harapan besar untuk keduanya," kata Erdogan pada konferensi pers di Bandara Istanbul sebelum berangkat ke Saudi.

Selain Arab Saudi, Erdogan juga akan berkunjung ke Qatar dan UEA antara 17-19 Juli. “Turki akan memiliki peluang investasi yang serius di industri pertahanan, investasi infrastruktur dan suprastruktur di ketiga negara tersebut,” ujar Erdogan.

“Selain itu, negara-negara tersebut akan memiliki kesempatan untuk membeli aset tertentu dari Turki,” katanya.

Sebelumnya, dua pejabat senior Turki mengatakan Ankara mengharapkan negara-negara Teluk untuk melakukan investasi langsung sekitar 10 miliar dolar AS pada awalnya. Investasi yang diharapkan berbentuk aset domestik ini sebagai hasil dari perjalanan Erdogan ke wilayah tersebut.

Bulan lalu, Wakil Presiden Cevdet Yilmaz dan Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek melakukan perjalanan ke UEA untuk membahas peluang kerja sama ekonomi dengan para mitranya. Mereka bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan.

Erdogan menunjuk Yilmaz dan Simsek setelah pemilihan pada Mei lalu. Pemilihan kedua sosok itu sebagian upaya putaran balik setelah bertahun-tahun kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks yang membuat inflasi melonjak dan cadangan devisa bersih ke rekor terendah pada Mei. Sebagai bagian dari pivot, bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 650 basis poin bulan lalu.

Data menunjukan pada Senin, defisit anggaran Turki melonjak menjadi 219,6 miliar lira pada Juni, tujuh kali lipat defisit setahun sebelumnya. Inflasi tahunan mendekati 40 persen di Juni, sementara lira telah melemah hampir 29 persen tahun ini.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler