Batalnya Kesepakatan Gandum Laut Hitam Timbulkan Ancaman Kelaparan

Tanpa gandum dari Ukraina dan Rusia, pasokan global akan berkurang.

Tim Infografis Republika.co.id
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Keputusan Rusia mundur dari kesepakatan ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina dikhawatirkan memicu kelaparan. Sebab, tanpa gandum Ukraina dan Rusia sebagai penghasil gandum dunia, pasokan global akan berkurang sehingga berisiko menimbulkan krisis pangan, terutama di Afrika dan Asia.


Fasilitas asuransi kapal-kapal kargo yang mengirimkan gandum Ukraina di bawah kesepakatan Laut Hitam telah ditangguhkan. Fasilitas asuransi maritim dan perang itu memberi perlindungan hingga 50 juta dolar AS per kargo.

Pada Selasa (18/7/2023) kemarin, Gandum Chicago berjangka ditutup naik setelah pejabat Ukraina mengatakan serangan udara Rusia menghancurkan infrastruktur di pelabuhan Odesa.

Moskow mengatakan bila permintaannya untuk ekspor gandum dan pupuknya diperbaiki maka mereka akan mempertimbangkan untuk kembali ke kesepakatan Laut Hitam. Moskow mengatakan mereka keluar karena permintaan tidak dipenuhi dan mengeluh jumlah gandum Ukraina ke negara-negara miskin tidak memenuhi syarat kesepakatan tersebut.

Namun, PBB mengatakan, kesepakatan itu membantu banyak negara dengan menurunkan harga pangan dunia hingga lebih dari 20 persen. Ukraina juga merupakan pemasok gandum untuk upaya Program Pangan PBB (WFP) dalam mengatasi kelaparan.

"Ini akan membuat kemampuan kami untuk memberi makan orang-orang kelaparan menjadi sangat sulit," kata direktur regional Afrika Timur WFP Michael Dunford mengenai mundurnya Rusia dari kesepakatan gandum, Selasa kemarin.

"(Itu) akan memperparah situasi yang sudah sangat buruk," tambahnya.

Rusia mengatakan sudah mempersiapkan pasokan gandum gratis ke negara-negara miskin di Afrika. Kremlin juga mengatakan akan membahas masalah ini dalam pertemuan Rusia-Afrika di St Petersburg pekan depan.

Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, tanpa ekspor Ukraina, "sayangnya, defisit pasar global akan sangat nyata".

"Dan tidak hanya bagi negara-negara termiskin. Negara-negara lain juga akan merasakannya mulai dari Libya hingga Mesir sampai Bangladesh dan Cina, kami bekerja sama dengan mitra-mitra kami untuk mencegah ini," kata Zelenskyy.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler