Oppenheimer, Bukan Film untuk Semua Orang

Oppenheimer mengantongi skor gemilang di situs film Rotten Tomatoes.

Dok Universal Pictures
Salah satu adegan dalam film Oppenheimer.
Rep: Meiliza Laveda Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Film Oppenheimer yang telah dinanti kini tayang di bioskop Indonesia. Karya ciamik sutradara Christopher Nolan ini memgangkat kisah J Robert Oppenheimer yang mendapat julukan bapak bom atom berdasarkan buku pemenang Hadiah Pulitzer American Prometheus oleh Kai Bird dan Martin J Sherwin.

Baca Juga


Deretan aktor ternama juga ikut dalam proyek ini, seperti Cillian Murphy, Robert Downey Jr., Florence Pugh, Emily Blunt, Matt Damon, Jack Quaid, Rami Malek, dan masih banyak lagi.

Oppenheimer berdurasi tiga jam yang menceritakan kisah seorang ahli fisika J Robert Oppenheimer yang memimpin pengembangan senjata nuklir dalam Proyek Manhattan. Penonton akan melihat bagaimana Oppenheimer mulai memimpin proyek tersebut hingga beban moral yang dia tanggung dan tak bisa lepaskan setelah mengetahui bom yang dia buat digunakan untuk membumihanguskan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang dalam Perang Dunia Kedua.

Film Oppenheimer dikisahkan dalam  alur maju mundur. Meski begitu, perpindahan ini tidak terasa. Seperti sedang memasang puzzle, semua alur maju mundur ini akan bertemu pada satu titik di akhir cerita.

Selain alur, Nolan juga menggunakan dua visual berbeda yakni hitam putih dan berwarna. Visual berwarna digambarkan dalam sudut pandang Oppenheimer sedangkan adegan hitam putih dari perspektif Lewis Strauss (Downey Jr).

Oppenheimer bukan film untuk semua orang. Sebab, film yang berdurasi tiga jam ini penuh dengan dialog intens. Tidak ada pengenalan tokoh yang diceritakan.

Tokoh-tokoh yang ada dalam kehidupan Oppenheimer muncul begitu saja. Sedikit tips, untuk yang mau nonton, mungkin harus mengulik terlebih dulu soal Oppenheimer dan siapa saja tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam kehidupannya.

Ada beberapa dialog yang akan membuat penonton merinding. Nolan sangat tahu bagaimana cara membuat suatu dialog terasa begitu menohok ditambah dengan unsur scoring yang pas. Terlebih, pada bagian saat Oppenheimer sedang merasakan beban moral yang dia tanggung, penonton juga ikut merasakan keresahan hatinya.

Sebelum rilis, Nolan menyebut film ini lebih menonjolkan efek visual praktikal dibandingkan CGI. Dalam film ini, efek praktikal terlihat begitu sukses. Nolan bisa membuktikan bahwa penggunaan efek praktikal masih relevan digunakan.

Salah satu momen yang ditunggu adalah saat uji coba Trinity, yaitu uji coba nuklir bom atom. Nolan menampilkannya dengan sangat menegangkan dan tidak mengecewakan. Adegan semakin mantap dengan kutipan Oppenheimer yang disebutkan saat bom meledak.

Selain itu, semua aktor yang ikut dalam proyek ini mempersembahkan penampilan terbaiknya. Meski Cillian Murphy erat dengan sosok Thomas Shelby dari serial “Peaky Blinders”, namun di film ini kesan itu luntur.

Penampilan Murphy sebagai sosok Oppenheimer patut diacungi jempol. Dia sangat mendalami karakter Oppenheimer dengan topi khasnya, postur tubuhnya, pesonanya yang memikat wanita, dan tatapannya yang intens.

Selain Murphy, Downey Jr juga bersinar. Meskipun sempat mengaku agak susah berakting lagi karena perannya di Marvel cukup lama, tapi dia bisa membuat penonton terpukau.

Salah satu ulasan situs terkenal, Rotten Tomatoes baru saja merilis skor untuk Oppenheimer dengan 92 persen dari 144 ulasan. Pencapaian tersebut membuat kesuksesan awal dari perilisan karya terbaru Nolan.

“Epik, mempesona, dan sering kali memilukan,” kata salah seorang kritikus Anthony O’Connor dari FILMINK. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler