Efek Kasus Pembakaran Alquran, Kantor Dewan Pengungsi Denmark di Irak Dibakar
Kasus pembakaran Alquran di Denmark dilakukan oleh Danske Patrioker.
REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kantor organisasi kemanusiaan Dewan Pengungsi Denmark (Danish Refugee Council) di Basra, Irak, menjadi sasaran aksi penyerangan pada Sabtu (22/7/2023) dini hari. Penyerangan itu terjadi setelah adanya aksi pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioker, di Kopenhagen.
"Staf kami (yang berada) di tempat pada saat (penyerangan) itu tidak ada yang mengalami cedera fisik, tapi telah terjadi kerusakan pada properti, yakni bangunan yang terbakar," kata Direktur Eksekutif Dewan Pengungsi Denmark Lilu Thapa, dikutip laman Al Arabiya.
Thapa mengaku sangat menyesalkan aksi penyerangan terhadap kantornya. Ia menyebut pekerja kemanusiaan tidak patut menjadi sasaran kekerasan.
"Dewan Pengungsi Denmark telah bekerja di Irak selama 20 tahun, memberikan dukungan kepada masyarakat yang terkena dampak konflik dan pemindahan, termasuk operasi ranjau di Basra," kata Thapa.
Pada Jumat (21/7/2023) lalu, kelompok sayap kanan Danske Patrioker melakukan pembakaran Alquran di depat gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Irak di Kopenhagen. Tak hanya itu, mereka pun membakar bendera negara Irak. Aksi anggota Danske Patrioker tersebut segera menuai kecaman.
Pada Sabtu lalu, ratusan warga Irak berusaha menerobos Zona Hijau (Green Zone) Baghdad, sebuah wilayah tempat gedung pemerintahan dan kantor misi diplomatik asing berada. Mereka hendak mendatangi gedung Kedubes Denmark dan menyuarakan protes atas aksi pembakaran Alquran yang dilakukan anggota Danske Patrioker.
Namun, aparat keamanan Irak mencegat mereka agar tak memasuki Zona Hijau. Pada Kamis (20/7/2023) dini hari lalu, ratusan warga Irak telah menyerbu gedung Kedubes Swedia di Baghdad.
Mereka pun melakukan pembakaran di area kedutaan. Aksi tersebut merupakan bentuk protes mereka atas aksi pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia bulan lalu. Tak ada staf Kedubes Swedia yang terluka akibat kejadian tersebut karena gedung kedutaan dalam posisi kosong penggerudukan terjadi.
Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim tengah merayakan Idul Adha. Momika memperoleh izin dari otoritas Swedia untuk melaksanakan aksinya.