Perusahaan Kereta Akui Tanah Milik Dua Masjid Bersejarah New Delhi
Kedua masjid itu berusia 400 tahun, jauh sebelum pembangunan rel kereta.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Dua masjid terkemuka di New Delhi mendapat surat dari pihak berwenang di Kereta Api India. Dalam surat tersebut, masjid diminta untuk menghapus perambahan dalam waktu 15 hari.
Dalam sebuah laporan, media lokal India Today mengatakan surat pemberitahuan itu juga menyatakan jika tanah yang dibangun untuk masjid tersebut merupakan milik mereka. Adapun dua masjid yang dimaksud adalah Masjid Bachchu Shah dan Masjid Takia Babbar Shah.
"Tanah kami telah dirambah secara ilegal. Kami mendesak pihak terkait untuk secara sukarela menghapus bangunan, kuil, masjid atau tempat suci yang tidak sah, yang dibangun di atas properti ini," kata pihak kereta api dalam suratnya, dikutip di TRT World, Senin (24/7/2023).
Tidak hanya itu, mereka juga memperingatkan jika perambahan ini tidak dihilangkan dalam jangka waktu yang ditentukan, mereka akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk merebut kembali tanah tersebut.
"Pihak yang bertanggung jawab atas perambahan akan dimintai pertanggungjawaban atas segala kerusakan yang terjadi selama proses tersebut, membebaskan administrasi perkeretaapian dari tanggung jawab apa pun," lanjut dia.
Terkait laporan media yang beredar, Juru bicara Kereta Api Utara Deepak Kumar membenarkan laporan tersebut. Di sisi lain, Komite pengelola lokal dari dua masjid mengatakan Masjid Bachchu Shah dan Masjid Takia Babbar Shah telah dibangun berabad-abad yang lalu dan bersejarah.
Pejabat dari Dewan Wakaf Delhi, yang bertanggung jawab memelihara properti Islam, juga mengatakan masjid-masjid tersebut telah dibangun sejak lama. Masalah utama dari kasus ini adalah "sub-hukum".
“Kedua masjid itu berusia lebih dari 400 tahun dan sudah ada sebelum infrastruktur rel muncul di dua lokasi," ucap pejabat Dewan Wakaf Delhi Mehfooz Mohammad.
Masjid-masjid itu juga disebut sebagai bagian dari 123 properti, termasuk masjid, mausoleum dan kuburan, yang mana dewan tersebut terlibat dalam pertarungan pengadilan dengan Pusat. Saat ini pihaknya sedang menunggu penyelesaian kasus di pengadilan tinggi.
Anggota pengurus masjid Bachchu Shah, Hafiz Matlub Karim, telah menulis surat kepada pemerintah Delhi atas masalah tersebut.
"Pemberitahuan yang ditempel tanpa tanda tangan dan stempel. Ini adalah pelecehan dan upaya untuk merusak suasana," kata dia.