WHO Konfirmasi Kasus MERS, Seperti Apa Gejalanya?

Tingkat kematian akibat MERS-CoV mencapai 35 persen.

Pixabay
Perempuan muda batuk (Ilustrasi). Batuk, demam, kesulitan bernapas, diare, dan muntah termasuk gejala MERS.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi temuan kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) terbaru. Mengingat tingkat kematian MERS-CoV mencapai 35 persen, masyarakat diimbau untuk mewaspadai gejala-gejalanya.

Kasus MERS terbaru ini ditemukan pada seorang pria berusia 28 tahun asal Kota Al Ain, Uni Emirat Arab. Sekitar satu bulan lalu, pria tersebut dilarikan ke rumah sakit akibat terinfeksi oleh virus penyebab MERS, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

MERS-CoV merupakan virus dari keluarga yang sama dengan virus penyebab Covid-19 dan SARS. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat untuk MERS.

Menyusul temuan kasus MERS di Uni Emirat Arab, petugas telah memeriksa lebih dari 100 orang yang pernah berkontak dengan pria tersebut. Namun, sejauh ini, WHO mengatakan tidak ada temuan infeksi sekunder pada orang-orang tersebut.

MERS merupakan penyakit infeksi yang sangat mematikan dan biasanya ditularkan dari hewan seperti unta kepada manusia. Namun, pada kasus terbaru di Uni Emirat Arab, pria tersebut tak memiliki riwayat kontak dengan unta.

MERS pertama kali terdeteksi pada 2012 di Arab Saudi. Sejak saat itu, MERS menyebar ke lebih dari 27 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Cina. Dari 2.605 kasus MERS yang dilaporkan kepada WHO, tercatat ada 35,9 persen atau 936 kasus yang berujung dengan kematian.

"Studi menunjukkan bahwa manusia ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unta berpunuk satu yang terinfeksi," jelas WHO, seperti dilansir Express pada Selasa (25/7/2023).

Meski MERS umumnya ditularkan dari unta yang terinfeksi, penularan antarmanusia bisa terjadi. Menurut WHO, penularan antarmanusia biasanya terjadi melalui kontak erat dan dalam lingkup pelayanan kesehatan.

Baca Juga


Oleh karena itu, kelompok yang berisiko mengalami penularan antarmanusia adalah anggota keluarga, orang yang tinggal serumah, tenaga kesehatan, atau pasien lain yang berkontak erat dengan pasien MERS.

Mewaspadai Gejala
Pada beberapa kasus, orang yang terinfeksi MERS-CoV bisa tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala pernapasan ringan. Namun, gejala MERS bisa menjadi berat dan berujung pada kematian.

Setidaknya, ada lima gejala yang paling sering ditemukan pada kasus MERS. Kelima gejala tersebut adalah demam, batuk, kesulitan bernapas, diare, dan muntah.

Orang-orang yang mengalami gejala MERS direkomendasikan untuk menghubungi dokter atau layanan kesehatan terdekat. Hal ini perlu dilakukan, terlebih bila pasien baru pulang dari Timur Tengah atau baru berkontak dengan orang yang terinfeksi.

National Health Service (NHS) di Inggris juga mengimbau orang-orang untuk melakukan upaya pencegahan MERS. Salah satu di antaranya adalah mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama setelah pulang dari peternakan, lumbung, atau pasar.

Beberapa upaya pencegahan lainnya adalah menghindari kontak dengan unta saat berkunjung ke Timur Tengah, hindari mengonsumsi susu atau produk unta yang mentah, serta hindari mengonsumsi makanan atau minuman apa pun dalam kondisi mentah dan makanan yang mungkin terkontaminasi dengan cairan tubuh hewan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler