Alasan Konstitusi, Menlu Swedia Akui tak Bisa Larang Aksi Pembakaran Alquran

Menlu Swedia menyesalkan aksi pembakaran salinan Alquran.

Reuters
Aksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menyebut konstitusi Swedia melarang pembatasan kebebasan menyatakan pendapat, sehingga tak bisa melarang aksi pembakaran Alquran atau kitab suci agama manapun. Namun ia telah menyatakan penyesalan mendalam atas nama negaranya dan penolakan tegas terhadap insiden tersebut yang terus berulang.

Dilansir laman Middle East Monitor, Billstrom menyesalkan aksi pembakaran salinan Alquran oleh para pengunjuk rasa, dan menggambarkannya sebagai tindakan yang tercela. Ia menyampaikan komentarnya pada Rabu (26/7/2023), dalam sebuah panggilan telepon dengan mitranya dari Aljazair, Ahmed Ataf, setelah Kuasa Usaha Swedia di negara Afrika Utara tersebut dipanggil untuk mendengarkan protes Aljazair tentang insiden di Stockholm.

Billstrom menjelaskan kepada Ataf bahwa konstitusi Swedia membatasi kemampuan pemerintah untuk mencegah perilaku seperti itu. Namun, ia menjelaskan bahwa kementerian kehakiman sedang melihat kemungkinan untuk menerapkan hukum Swedia yang terkait dengan menjaga ketertiban umum. Ini untuk mengatasi perilaku yang tidak dapat diterima seperti Pembakaran Alquran tersebut.

Ataf merujuk pada protes resmi Aljazair dan kecaman keras terhadap tindakan tidak bermoral dan tidak beradab seperti itu, yang membuat umat Islam di seluruh dunia meradang dan memprovokasi perasaan mereka.

Billstrom menekankan bahwa perilaku tercela ini bertentangan dengan nilai-nilai dan tradisi Swedia yang terbuka, hidup berdampingan dan mengulurkan tangan tanpa diskriminasi atau pengucilan sedikit pun.

Pada hari Senin, kementerian luar negeri Aljazair mengumumkan bahwa mereka telah memanggil duta besar Denmark, serta kuasa usaha kedutaan besar Swedia di Aljazair, untuk memberi tahu mereka tentang protes resmi Aljazair terhadap penodaan Alquran di Kopenhagen dan Stockholm.

Aljazair bersikeras bahwa perilaku tersebut tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi, seperti yang diklaim oleh mereka yang mempromosikan dan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Aljazair juga meminta Swedia untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah terulangnya tindakan ini. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler