Kapal Kargo yang Bawa 3.000 Unit Kendaraan Terbakar, Diduga dari Mobil Listrik
Kebakaran itu dimulai di dekat sebuah mobil listrik.
REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah kapal kargo di lepas pantai Belanda, yang membawa muatan hampir 3.000 kendaraan terbakar pada Rabu (26/7/2023). Insiden ini menewaskan satu awak kapal dan melukai beberapa lainnya.
Beberapa anggota kru terpaksa melompat ke laut setelah kebakaran dimulai pada Selasa (25/7/2023) malam di Fremantle Highway yang terdaftar di Panama. Kapal sepanjang 199 meter (655 kaki) itu terbakar saat sedang dalam perjalanan dari Jerman ke Mesir.
Kedutaan Besar India di Belanda mengatakan, kebakaran itu mengakibatkan kematian seorang pelaut India dan awak kapal mengalami luka-luka. Perusahaan Shoei Kisen dari Jepang, yang memiliki kapal itu mengatakan, seluruh 21 awaknya adalah orang India.
Kapal penyelamat menyemprotkan air ke kapal yang terbakar untuk memadamkan api. Tetapi menyemprotkan banyak air berisiko menenggelamkan kapal tersebut. Asap terus mengepul dari kapal di dekat pulau Ameland, Belanda utara.
"Api pasti masih belum terkendali. Apinya sangat sulit dipadamkan, mungkin karena muatan yang diangkut kapal," kata juru bicara Departemen Perairan dan Pekerjaan Umum Belanda, Edwin Versteeg.
Penjaga pantai mengatakan, penyebab kebakaran belum diketahui. Tetapi seorang juru bicara penjaga pantai sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa kebakaran itu dimulai di dekat sebuah mobil listrik. Sekitar 25 dari 2.857 kendaraan yang dimuat di kapal itu adalah mobil listrik.
Organisasi Maritim Internasional akan mengevaluasi langkah-langkah baru untuk kapal yang mengangkut kendaraan listrik tahun depan. Karena meningkatnya jumlah kebakaran di kapal kargo yang memuat mobil listrik.
"Mobil listrik terbakar sama seperti mobil mesin pembakaran. Ketika baterai terlalu panas dan terjadi 'pelarian panas', maka itu menjadi berbahaya. Reaksi kimia dalam baterai menghasilkan gas yang membuat baterai mengembang," kata ahli kelautan dan perwakilan Asosiasi Asuransi Jerman, Uwe-Peter Schieder.
Aturan baru yang sedang dipertimbangkan dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk diterapkan. Namun, aturan baru itu mencakup spesifikasi jenis alat pemadam air yang tersedia di kapal dan batasan jumlah baterai yang dapat diisi, karena mudah terbakar.
Penjaga pantai mengatakan kapal kargo Fremantle berangkat dari pelabuhan Bremerhaven. Kapal itu berada 27 kilometer (17 mil) utara Ameland ketika terbakar. Api menyebar begitu cepat sehingga tujuh anggota awak melompat ke laut. Willard Molenaar dari Royal Dutch Rescue Company (KNRM), salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian mengatakan, beberapa orang terluka saat melompat ke air, sementara satu anggota awak tewas dalam kobaran api.
"Ada banyak asap dan api menyebar dengan cepat, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Orang-orang di kapal harus turun dengan cepat. Kami memancing mereka keluar dari air," ujar Molenaar.
Sebuah helikopter menerbangkan anggota awak yang tersisa dari kapal yang terbakar. Mereka yang terluka mengalami masalah pernapasan, luka bakar, dan patah tulang.
Juru bicara penjaga pantai, Edwin Granneman, mengatakan para ahli penyelamat sedang mencoba mencari langkah selanjutnya untuk kapal yang terbakar itu. Pemilik kapal Shoei Kisen mengatakan, mereka bekerja sama dengan otoritas Belanda dan perusahaan manajemen Wallem Ship Management untuk memadamkan api.
Ini adalah insiden terbaru kebakaran kapal kargo yang memuat kendaraan. Awal bulan ini, dua petugas pemadam kebakaran New Jersey tewas dan lima lainnya luka-luka saat berjuang melawan kobaran api di sebuah kapal kargo yang membawa ratusan kendaraan. Tidak ada mobil listrik di kapal itu.
Kebakaran lain menghancurkan ribuan mobil mewah, sebagian adalah mobil listrik dengan baterai lithium-ion. Kebakaran terjadi di sebuah kapal di lepas pantai kepulauan Azores Portugal pada Februari tahun lalu.