Jaga dengan Cermat, Gangguan Sistem Imun Bisa Halangi Perkembangan Otak Anak

Sistem kekebalan tubuh punya peran penting dalam perkembangan otak.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi), Adanya gangguan pada sistem imun anak dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, baik dalam aspek kognitif, memori, dan perilaku.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem imun atau kekebalan tubuh tidak sekadar berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit atau paparan substansi asing. Ternyata, sistem kekebalan tubuh punya peran yang sangat penting terkait perkembangan otak anak.

Adanya gangguan pada sistem imun anak dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, baik dalam aspek kognitif, memori, dan perilaku. Dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi, Molly Dumakuri Oktarina, menyarankan orang tua untuk lebih cermat dalam menjaga sistem kekebalan tubuh buah hatinya.

"Jika perkembangan sistem imun baik, tercipta kesehatan yang baik dan mendukung perkembangan otak, sehingga anak pun mudah menerima dan menanggapi rangsangan/stimulasi," kata Molly pada Webinar Bicara Gizi besutan Danone Specialized Nutrition Indonesia dan Parentalk, Rabu (26/7/2023).

Dokter yang tergabung dalam Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia itu menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh pada perkembangan sistem imun. Asupan nutrisi sejak janin masih ada di dalam kandungan pun bisa memberi dampak signifikan.

Itu sebabnya ibu hamil disarankan menyantap nutrisi lengkap dan seimbang selama mengandung, juga menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi, menghindari stres, serta menghindari alkohol dan asap rokok. Semua itu guna menjaga kesehatan bayi dan juga kondisi kekebalan tubuh anak setelah dilahirkan.

Baca Juga


Faktor penting lain pada perkembangan sistem imun anak adalah pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang. Molly mengingatkan bahwa pakar kesehatan merekomendasikan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif saat bayi berusia nol sampai enam bulan.

"ASI memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi, juga akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi," ungkap Molly.

Setelah bayi berusia enam bulan, ASI bisa dilanjutkan bersamaan dengan pemberian makanan padat sampai usia dua tahun atau lebih. Asupan nutrisi yang baik meningkatkan kematangan sistem kekebalan, sehingga akan meningkatkan fungsi sistem saraf pusat.

Ada beberapa intervensi nutrisi yang disebutkan Molly. Misalnya, pemberian asam lemak tak jenuh ganda (AA-DHA) bisa membantu meningkatkan perkembangan dan fungsi otak, sementara pola makan tinggi protein akan berdampak positif pada kemampuan kognitif anak. Cara lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak adalah vaksinasi.

"Hindari juga penggunaan antibiotik yang tidak rasional," ujar Molly yang praktik di RS Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler