Kader Golkar: Kami Pesimistis Bila Partai Masih Dipegang Airlangga
Kader Golkar merasa pesimistis bila partai masih dipegang Airlangga Hartarto.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) terus menghantam Partai Golkar. Semakin deras terdengar setelah Ketua Umum, Airlangga Hartarto, diperiksa 12 jam Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus korupsi CPO.
Kader Partai Golkar dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Sirajuddin Abdul Wahab mengatakan, kader-kader muda Golkar seluruh Indonesia akan terus berkomunikasi terkait itu. Terutama, dalam rangka menyelamatkan Golkar.
Melalui organisasi-organisasi pemuda seperti GMPG, mereka akan membawa spirit menyelamatkan Golkar ke seluruh Indonesia. Ia merasa, ini menjadi momentum yang tepat bagi kader-kader muda menyelamatkan Partai Golkar.
Sirajuddin melihat, isu munaslub semakin berhembus kencang secara luas biasa dalam 1-2 hari terakhir. Ia mengaku, mendukung Munaslub karena merasa Airlangga Hartarto telah terbukti gagal dalam memimpin Golkar.
Ia mengingatkan, masih ada waktu sekitar tujuh bulan bagi Partai Golkar melakukan pembenahan. Karenanya, Sirajuddin meminta seluruh pemangku kepentingan Golkar duduk bersama membicarakan langkah penyelamatan.
"Saya minta seluruh senior dan stake holder Golkar harus duduk bersama untuk membicarakan bagaimana Golkar diselamatkan, kami pesimis sekali bila Golkar masih dipegang Airlangga," kata Sirajuddin, Kamis (27/7).
Pada 2019, Sirajudin bersama ratusan pengurus harian dan pleno Golkar sempat menyatakan mosi tidak percaya ke Airlangga. Pada 2022, Sirajuddin sempat pula memprotes Airlangga atas penurunan elektabilitas Golkar.
Terkait persekusi yang terjadi dalam diskusi yang digelar GMPG di Pulau Dua Restaurant, Rabu (26/7), ia meyakini, tidak mungkin tanpa perintah. Ia merasa, tidak mungkin ada tindakan tanpa arahan pimpinan partai.
Maka itu, ia mengecam siapapun di pucuk kepemimpinan Golkar yang sudah memerintah AMPG melakukan persekusi. Apalagi, Sirajuddin mengingatkan, tindakan persekusi itu dilakukan terhadap kader-kader Golkar sendiri.
"Sebuah partai yang besar, partai yang modern seperti Partai Golkar, tidak boleh mematikan yang namanya kritik, kritik itu harus tumbuh berkembang di Partai Golkar," ujar Sirajuddin.