PUPR Bangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat di Makassar

Progres konstruksi termasuk pembangunan IPAL sudah mencapai 95 persen.

BP Batam
Pembangunan IPAL (ilustrasi). PUPR membangun sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat di Makassar, Sulawesi Selatan.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat di Makassar, Sulawesi Selatan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan,  prograam di  Makassar ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan. Pekerjaannya meliputi pembangunan IPAL (waste water treatment plant) dengan teknologi MBBR dan pemasangan jaringan perpipaan sepanjang 6,8 kilometer. 

Baca Juga


Ia menjelaskan, IPAL dibangun dengan kapasitas 16.000 meter kubik per hari atau kira-kira dapat melayani sekitar 22.000 sambungan. Mulai dari konsumen rumah tangga, rumah sakit, pertokoan dan perkantoran.

“Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena permukiman semakin padat  maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Basuki dalam keterangan resminya, Kamis (27/7/2023). 

Ia menjelaskan, saat ini progres konstruksi dari seluruh paket pekerjaan Program MSMIP telah mencapai 95 persen termasuk progres pembangunan IPAL. Ditargetkan, akan mulai operasi pada akhir 2023 mendatang.

“Total anggarannya senilai Rp 948 M. Saat ini IPAL sudah bisa beroperasi dengan kapasitas 1200 meter kubik per hari dan akan terus meningkat seiring penyelesaian sambungan pipanya (sewerage system). Mudah-mudahan November 2023 nanti sudah tersambung dan bisa langsung beroperasi,” jelas Menteri Basuki. 

Di Indonesia, Program MSMIP ini diimplementasikan pada empat kota metropolitan, yaitu Makassar, Palembang, Jambi, dan Pekanbaru. Nantinya, limbah cair domestik akan dialirkan dari rumah-rumah ke sistem IPAL melalui instalasi perpipaan, tidak lagi menggunakan truk tinja. Limbah tersebut akan diolah hingga aman kualitas airnya bagi lingkungan. Teknologi yang digunakan adalah Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang menggunakan biofilm polyethylene. 

“Sistem pengelolaan air limbah terpadu ini merupakan hal baru yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Harapannya, nanti tidak ada lagi air kotoran (limbah) yang dibuang di tanah dan badan air. Sehingga, tingkat kesehatan meningkat dan lingkungan juga semakin bersih,” kata Walikota Makassar Danny Pomanto.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler