Lubang Besar di Hati Rossi yang Ditinggalkan Simoncelli
Simoncelli pembalap yang bisa mengimbangi Rossi dalam setiap sesi latihan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misano dianggap salah satu sirkuit paling terkenal dan bersejarah di Italia, selain Monza dan Mugello. Terhitung sejak November 2011, sirkuit yang terletak di provinsi Emilia-Romagna itu resmi menyandang nama baru, Sirkuit Dunia Misano Marco Simoncelli.
Seorang nama pembalap asal Italia dinisbatkan kepada sirkuit tersebut. Rasanya, ini menjadi salah satu kehormatan terbesar buat seorang pembalap. Nama Marco Simoncelli akan selalu disebut dan dikenang saat sirkuit tersebut menjadi tuan rumah ajang sebuah balapan, tidak terkecuali di level internasional.
Kepergian Marco Simoncelli terasa begitu menyedihkan. Nyawa Simoncelli terenggut di tengah-tengah sesi balapan, tepatnya pada putaran awal sesi balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada Oktober 2011. Simoncelli terjatuh dan sempat terseret ke tengah trek sebelum akhirnya terlindas oleh motor pembalap lainnya.
Kecelakaan itu begitu fatal hingga berujung kematian Simoncelli, yang saat itu memperkuat tim satelit Honda, San Carlo Honda Gressini. Simoncelli meninggal dunia dalam usia yang relatif sangat muda, 24 tahun. Padahal, saat itu, Simoncelli dinilai sebagai salah satu pembalap muda yang memiliki potensi besar.
Kepergian Simoncelli itu terasa begitu mengejutkan. Kematian Simoncelli menjadi pukulan yang begitu berat buat para pencinta olahraga balap, tidak terkecuali untuk pembalap legendaris asal Italia, Valentino Rossi. Kepergian Simoncelli bahkan meningalkan lubang yang begitu besar dalam hati Rossi.
Kepergian Simoncelli tidak hanya kehilangan besar buat komunitas MotoGP, tapi juga meninggalkan kesan yang begitu dalam buat Rossi. Peraih tujuh gelar juara kelas utama MotoGP itu menggambarkan momen kepergian Simoncelli sebagai salah satu momen terburuk dalam hidupnya.
"Itu momen terburuk dalam hidup saya. Tepat setelah balapan, saya kembali ke garasi dan tidak tahu harus berbuat apa. Itu salah satu momen saat Anda benar-benar tidak tahu apa yang harus Anda lakukan untuk bisa melupakan kesedihan,'' ujar Rossi dalam wawancara dengan The Race, beberapa waktu lalu.
Buat Rossi, Simoncelli..
Buat Rossi, Simoncelli bukan sekadar salah satu rival di atas trek. Lebih dari itu, hubungan pertemanan antara keduanya sudah terbangun sejak Simoncelli mulai berkiprah di kelas 250 cc.
''Saya kehilangan salah satu teman terbaik. Saya menghabiskan banyak waktu dengannya. Masih ada lubang besar yang dia tinggalkan di hati saya,'' ujar pembalap yang memutuskan pensiun pada 2021 silam tersebut.
Salah satu orang kepercayaan Rossi, Albi Tebaldi, mengakui, pukulan berat yang dialami Rossi usai kepergian Simoncelli. Simoncelli, kata Tebaldi, adalah pembalap yang bisa mengimbangi Rossi di setiap sesi latihan.
''Sejak kepergian Marco (Simoncelli), ada yang hilang dari kehidupan Rossi. Marco adalah satu dari sedikit pembalap yang bisa berlatih dengan Rossi dalam level yang sama,'' ujar Tebaldi seperti dilansir The Race.
Ironisnya, bersama Collin Edwards, Rossi terlibat dalam insiden kecelakaan yang dialami Simoncelli. Dalam momen yang begitu cepat dalam insiden yang terjadi di tikungan ke-11 Sirkuit Sepang itu, Rossi tidak bisa berbuat apa-apa saat tubuh Simoncelli sudah bergerak ke arah tengah trek usai terjatuh.
Tubuh Simoncelli tepat berada di jalur lintasan Rossi, yang saat itu baru bergabung bersama tim Ducati. Ban belakang motor yang dikendarai mantan pebalap berjuluk The Doctor tersebut kedapatan sempat mengenai bagian tubuh Simoncelli. ''Dia mengalami salah satu tipe insiden paling berbahaya, terutama pada lap-lap awal saat pembalap masih sangat berdekatan,'' kata mantan pembalap berusia 44 tahun tersebut.
Namun, kenangan atas Simoncelli tidak hanya terpatri lewat penamaan Sirkuit Misano. Kenangan dan warisan Simoncelli ternyata jauh lebih besar. Simoncelli menjadi inspirasi utama buat Rossi untuk mendirikan akademi balap, VR46 Academy. Dua tahun setelah insiden kematian Simoncelli, Rossi mendirikan VR46 Academy.
Akademi balap ini diharapkan bisa menampung dan mengasah kemampuan para pebalap muda, terutama yang berasal dari Italia. Hingga kini, VR46 Academy telah menelurkan sejumlah pembalap papan atas, termasuk juara MotoGP musim lalu, Francesco Bagnaia.
''Bahkan, saat akademi ini belum terbentuk, saya sudah membayangkan dia (Simoncelli) menjadi pembalap pertama untuk akademi ini. Hingga kini, setiap melihat pembalap muda di akademi, saya selalu teringat dengan Marco,'' kata Rossi.