Mesir Panggil Dubes Denmark terkait Aksi Pembakaran Alquran yang Dibiarkan

Mesir minta Denmark mengambil tindakan nyata untuk hentikan pembakaran Alquran

AP
Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Mesir memanggil duta besar Denmark pada Kamis (27/7/2023), terkait insiden pembakaran Alquran yang dibiarkan pemerintah Denmark baru-baru ini, demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mesir.

Lima aktivis anti-Islam membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Mesir di Kopenhagen pada hari Selasa lalu. Ini adalah insiden ketiga di Denmark dalam waktu kurang dari seminggu, setelah pembakaran Alquran di Swedia yang membuat marah umat Islam.

Mesir menyerukan "pihak berwenang di Denmark, dan negara-negara lain yang telah menyaksikan kejadian serupa, untuk mengambil tindakan nyata untuk menghentikan insiden yang tidak menguntungkan ini untuk selamanya," kata kementerian tersebut.

Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir terulangnya insiden-insiden yang tidak menguntungkan ini, tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi. "Aksi ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap keyakinan dan praktik-praktik keagamaan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pembakaran salinan Alquran baru-baru ini di luar beberapa kedutaan besar, termasuk kedutaan besar Mesir di Kopenhagen, "mendukung ekstremisme, ujaran kebencian, Islamofobia, dan penghinaan terhadap agama-agama," katanya menambahkan.

Mesir meminta pihak berwenang terkait di Denmark dan negara-negara lain yang telah menyaksikan insiden serupa untuk mengambil langkah-langkah konkret "untuk menghentikan insiden yang tidak menguntungkan tersebut sepenuhnya."

Insiden serupa di Swedia sebelumnya telah memicu kemarahan di antara negara-negara Muslim dan menyebabkan penyerbuan kedutaan Swedia di Baghdad dan pengusiran duta besar Swedia dari Irak.

Pada hari Selasa, Mesir juga memanggil duta besar Swedia dan menyampaikan kepadanya "kecaman dan penolakan tegas" atas pembakaran dan penodaan Alquran  di Swedia.

Pembakaran Alquran  yang terjadi berulang kali telah memicu kemarahan dan kecaman dari negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia. Pemerintah Denmark dan Swedia juga mengutuk insiden tersebut sebagai tindakan provokatif, memalukan, dan Islamofobia yang dilakukan oleh beberapa individu yang tidak mewakili pemerintah mereka.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler