Pelindo Multi Terminal Perkuat Layanan Kepelabuhan Terminal Jamrud Nilam Mirah Surabaya
SPMT Jamrud Nilam Mirah jalankan standarisasi operasional implementasi 6 pilar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), sebagai Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menginisiasi Transformasi dan Standarisasi Operasi berbasis planning dan control untuk meningkatkan kualitas layanan di SPMT Branch Terminal Jamrud Nilam Mirah, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Proses Transformasi & Standarisasi Operasional di SPMT Branch Terminal Jamrud Nilam Milah merupakan salah satu inisiatif strategis Pelindo Group ini berpegang pada 6 pilar transformasi kepelabuhanan yaitu Proses Bisnis, Teknologi, Peralatan, SDM, Infrastruktur, dan HSSE.
SVP Sekretariat Perusahaan Pelindo Multi Terminal Fiona Sari Utami menerangkan, proses transformasi di pilar Proses Bisnis mengimplementasikan operasional berbasis planning & control, sedangkan pilar Teknologi mengimplementasikan Pelindo Terminal Operating System-Multipurpose (PTOS-M). Transformasi di pilar Peralatan sendiri menitikberatkan pada peningkatan utilisasi dan ketersediaan alat b/m termasuk sertifikasi alat layak operasi. Sementara untuk transformasi di pilar SDM menekankan pada Training Planning & Control, Sertifikasi Operator.
"Untuk transformasi di pilar Infrastruktur penekanannya pada pembangunan Integrated Planing & Control Room, dan transformasi di pilar Safety menitikberatkan pada pemasangan marka jalur, sertifikasi safety, serta peningkatan awareness k3 di lingkungan kerja," ujar Fiona, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/7/2023).
Fiona mengatakan, Transformasi SPMT Branch Terminal Jamrud Nilam Mirah pada prosesnya memberikan dampak positif kepada layanan operasional yang diberikan. Salah satunya adalah adanya peningkatan positif pada waktu sandar hingga produktivitas.
Pada Januari 2023, kegiatan bongkar curah kering komoditi PKE dengan jumlah tonase 1789 ton mencatat angka port stay 2,2 hari, sementara setelah transformasi pada bulan Mei 2023 kegiatan bongkar curah kering komoditi PKE dengan jumlah tonase yang lebih besar yaitu 1898 ton, angka Port Stay mampu diminimalisir menjadi 1,13 hari. Serta mengalami peningkatan produktivitas bongkar per hari yaitu pada Januari 2023 mencapai 596 T/S/D meningkat hingga 182 persen menjadi 1682 T/S/D setelah transformasi pada bulan Mei 2023.
"Transformasi SPMT Branch Terminal Jamrud Nilam Mirah merupakan sebuah upaya untuk menghadirkan layanan operasional yang lebih baik dan memuaskan pengguna jasa," ungkap Fiona.
Hal ini diamini oleh Bram Warsito dari PT Berlian Jasa Maritim, sekaligus Ketua Paguyuban Dinas Luar Tanjung Perak Surabaya. Menurutnya, dengan adanya transformasi ini memberikan kemudahan kepada pengguna jasa.
“Saat ini pelayanan dokumen dapat dilakukan 24 jam yang tentu membantu kami. Tak hanya itu, adanya Manager on Duty juga menjadikan pelayanan di Jamrud Nilam Mirah lebih maksimal, karena kami menjadi lebih tenang apabila membutuhkan bantuan kapan pun di lapangan,” katanya.
Hal yang juga dirasakan oleh Doni dari PT Sinma Line, yang mengungkapkan bahwa adanya planner dan barcode membuat proses trucking menjadi semakin lancar. Muhammad Arif dari Sunan Group juga mengapresiasi ketersediaan fasilitas yang memadai di area pelabuhan.
“Penerangan yang baik dan adanya toilet yang bersih serta musholla hingga shelter membuat pengguna jasa seperti kami menjadi lebih nyaman dan tenang saat bekerja di lapangan,” katanya.
Disebutkan Fiona, proses transformasi ini juga tidak akan berakhir sampai di sini. Setelah SPMT Branch Jamrud Nilam Mirah, SPMT juga melakukan transformasi operasional di terminal-terminal lain yang dikelolanya di seluruh Indonesia.
"Hal ini agar tercipta standarisasi layanan operasional untuk mendukung kinerja Pelindo Multi Terminal untuk konektivitas Indonesia sesuai dengan visi SPMT yaitu Indonesia’s Connectivity Champion," kata Fiona.