Tumbuh 20 Persen, Astra Cetak Laba Bersih Hingga Rp 17,3 Triliun

Astra Internasional membukukan kinerja positif sepanjang semester I 2023.

Astra Internasional
Menara Astra Internasional.
Rep: Retno Wulandhari Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja positif sepanjang semester I 2023. Pendapatan bersih konsolidasian grup pada periode tersebut mencapai Rp 162,4 triliun, meningkat 13 persen dibandingkan dengan semester pertama di 2022.

Baca Juga


Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi, mencapai Rp 17,3 triliun. Angka itu 20 persen lebih tinggi dibandingkan semester pertama di 2022. Pencapaian Astra tersebut didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir seluruh divisi bisnis.

"Meskipun situasi perekonomian global masih menimbulkan sejumlah tantangan, kami percaya kinerja Grup Astra untuk sisa tahun ini akan tetap baik," kata Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro, Jumat (28/7/2023).

Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, maka laba bersih Grup jika dibandingkan semester pertama 2022 menurun empat persen menjadi Rp 17,4 triliun, termasuk keuntungan nilai wajar sebesar Rp 3,7 triliun atas investasi di GoTo dan Hermina. Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2023 Rp 4.603, menurun tiga persen dibandingkan pada 31 Desember 2022. 

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup mencapai Rp 23,9 triliun pada 30 Juni 2023, dibandingkan Rp 35,1 triliun pada akhir 2022. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup mencapai Rp 50,1 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 44,5 triliun pada akhir 2022.

Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 33 persen menjadi Rp 5,7 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan. Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 32 persen menjadi Rp 3,8 triliun selama semester pertama 2023 dibandingkan semester pertama 2022.

Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 11 persen menjadi Rp 6,9 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis penjualan alat berat dan kontraktor penambangan.

Laba bersih divisi agribisnis Grup menurun sebesar 55 persen menjadi Rp 293 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih rendah. Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat peningkatan 42 persen menjadi Rp 502 miliar, terutama disebabkan oleh kinerja bisnis jalan tol yang lebih baik.

Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9 persen sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 113 persen menjadi Rp 51 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan margin usaha.

Divisi Properti Grup melaporkan penurunan laba bersih tujuh persen menjadi Rp 68 miliar, terutama karena laba bersih yang lebih rendah dari serah terima unit di Asya Residences dan Anandamaya Residences, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan laba bersih dari serah terima unit di Arumaya Residence dan tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.

Djony optimistis kinerja Astra akan tetap positif hingga akhir 2023. "Meskipun situasi perekonomian global masih menimbulkan sejumlah tantangan, kami percaya kinerja Grup untuk sisa tahun ini akan tetap baik," kata Djony.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler