Seluruh Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya Berpotensi Mengalami Kekeringan
Musim kemarau saat ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mulai melakukan antisipasi bencana kekeringan untuk menghadapi musim kemarau tahun ini. Pasalnya, musim kemarau pada tahun diprediksi akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, salah satu antisipasi yang dilakukan adalah menyiagakan sarana dan prasarana untuk penyaluran air bersih ke masyarakat. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mulai menghemat air.
"Semua sudah disiapkan, termasuk SDM kami juga sudah disiapkan," kata dia, Sabtu (29/7/2023).
Menurut dia, seluruh wilayah kecamatan di Kota Tasikmalaya memiliki potensi mengalami bencana kekeringan. Potensi itu didapatkan dari kasus kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya. "Potensi kekeringan di Kota Tasikmalaya tersebar di 10 kecamatan," ujar Ucu.
Ia menambahkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau saat ini akan berlangsung hingga akhir tahun. Selain itu, musim kemarau tahun ini juga disertai fenomena El Nino, yang akan membuat cuaca lebih kering.
Karenanya, terdapat potensi bencana kekeringan di Kota Tasikmalaya seperti pada 2019. Berdasarkan catatan BPBD Kota Tasikmalaya, musim kemarau pada 2019 terjadi selama sekitar tujuh bulan. Selama itu pula, BPBD Kota Tasikmalaya mendistribusikan sekitar 8 juta liter air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan. "Sekarang bisa lebih," kata dia.
Ucu mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan adanya warga yang mulai kesulitan air bersih di Kota Tasikmalaya. Namun, ia tetap mengimbau warga untuk segera membuat laporan apabila wilayahnya mulai kekurangan air bersih. "Itu menjadi perhatian kita untuk mendistribusikan air," kata dia.