Keluarga-Keluarga Muslim Diusir dari Gurugram India

Semua keluarga Muslim diminta pergi dari Gurugram dalam dua hari.

AP
Keluarga-keluarga muslim di Gurugram, India diusir dan diminta untuk pergi dalam dua hari
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GURUGRAM -- Hampir 60 orang mengunjungi seorang tuan tanah di daerah, yang berada tepat di sebelah gedung-gedung tinggi di Gurugam pada Selasa (1/8/2023) malam. Orang-orang itu meminta semua keluarga Muslim pergi dalam dua hari.

Orang-orang di sekitar mengetahui bahwa ancaman itu bukan omong kosong belaka, karena seorang pembantu rumah tangga telah dipukuli oleh massa yang baru saja menanyakan namanya dan mengetahui bahwa dia adalah Muslim. Seorang pria yang mengawasi agen asisten rumah tangga mengatakan, banyak pekerja yang tidak masuk kerja.

"Hanya empat orang yang masuk kerja hari ini. Seorang pria yang bekerja di sini sedang berada di jalan ketika massa menanyakan namanya, dan dia langsung dipukuli. Kami membawanya ke sini dan memberinya pertolongan pertama. Dia telah pulang ke desanya di Bengal pagi ini," kata pria itu.

"Kami juga takut. Kami keluar di jalan dan melihat seseorang meronta meminta tolong. Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena desa kami jauh, di Benggala Barat. Jika Anda dapat membantu kami, kami akan berterima kasih," ujar pria itu.

Saat berbincang dengan keluarga, NDTV juga menyaksikan dua orang bersepeda meminta warga muslim untuk meninggalkan kawasan tersebut. Komisaris distrik Gurugram telah mengatakan, situasinya sekarang sudah dan keadaan normal kemungkinan besar akan pulih.

"Kami telah menerima beberapa berita tentang pekerja migran yang diminta untuk mengosongkan tempat mereka. Kami telah mengirim pejabat distrik dan polisi ke tempat itu dan sedang melakukan langkah-langkah membangun kepercayaan. Saya ingin meyakinkan mereka tentang perlindungan. Akan ada pengerahan petugas di tempat yang sensitif.  Daerah dan di sekitar tempat-tempat keagamaan dari kedua komunitas - masjid dan juga kuil," kata Wakil Komisaris Gurugram, Nishant Yadav.

Dari 100 keluarga Muslim yang tinggal di wilayah Gurugram kini hanya tersisa 15 keluarga. Sebagian besar keluarga Muslim pergi dari Gurugam pascabentrokan antaragama. Enam orang tewas akibat kerusuhan di Nuh pada Senin (31/7/2023).  Kekerasan dipicu oleh prosesi keagamaan yang dilakukan oleh VHP dan Bajrang Dal, yang dihujani tembakan dan lemparan batu. Kekerasan kemudian menyebar ke area yang berdekatan, termasuk Gurugram.


Baca Juga


Pasukan keamanan masih bersiaga....

Pada Rabu (2/8/2023) pasukan keamanan termasuk di New Delhi masih bersiaga, seiring kelompok nasionalis Hindu berunjuk rasa di sejumlah lokasi. Salah satunya di perbatasan Gurugram dan Faridabad melibatkan sekitar 100 orang. 

Sebanyak 200 juta Muslim India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, dari kelompok nasionalis Hindu mengenai posisi mereka di masyarakat India. Insiden terus terjadi termasuk kekerasan seperti yang terjadi saat ini. Menambah takut mereka. 

Rao Inderjit Singh, menteri federal asal BJP dan anggota parlemen dari Gurugram,  dalam wawancara dengan Indian Express, bertanya mengapa mereka yang ikut dalam prosesi Hindu di Nuh membawa senjata. 

‘’Siapa yang memberi mereka senjata dalam prosesi? Siapa yang pergi ke prosesi membawa pedang atau pemukul? Ini salah,’’ katanya. Ia menegaskan, provokasi dari kedua belah pihak memicu terjadinya kekerasan tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler