Bagaimana Cara Cegah Postpartum Depression?

Bayi dapat mengenali depresi ibunya sehingga akan lebih rewel.

Republika.co.id
Peran ayah sangat besar dan sangat penting untuk mencegah ibu depresi pascamelahirkan.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr Ulul Albab, SpOG mengajak para ibu dan ayah untuk mengenali gangguan depresi berat setelah melahirkan atau postpartum depression sehingga memungkinkan untuk melakukan pencegahan sejak dini.

"Tidak semua ibu itu happy saat melahirkan ini yang harus kita pahami bersama. Kalau kita lihat bahwa sebenarnya depresi pascamelahirkan merupakan tanda dari gejala depresi mayor," ujar dokter yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu dalam diskusi daring, Kamis (3/8/2023).

Postpartum depression adalah kondisi depresi berat yang terjadi pada 4-6 pekan setelah melahirkan, bahkan dapat terjadi hingga satu tahun setelah melahirkan.

Kondisi postpartum depression bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti trauma saat persalinan, gangguan psikologis saat kehamilan, hingga berbagai masalah dalam hidup yang dapat memengaruhi kondisi mental.

"Mungkin ada faktor trauma terkait dengan nyeri trauma saat proses persalinannya atau mungkin memang sebelum terjadinya kehamilan itu terjadi proses yang memengaruhi faktor psikologisnya," kata Ulul.

"Atau ada masalah-masalah yang terjadi saat kehamilan mulai dari faktor ekonomi, hubungan dengan suami, hubungan dengan orang tua, atau tidak siap membesarkan anak karena terjadi (kehamilan) pada masa remaja," tambahnya.

Ibu yang mengalami postpartum depression akan mengalami depresi berat yang menyebabkan hilangnya ketertarikan dalam beraktivitas, mudah marah, gangguan nafsu makan dan tidur, agitasi fisik, tubuh melemah, merasa putus asa dan tidak berguna, sulit berkonsentrasi, bahkan yang terburuk yaitu berpotensi menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

Selain pada ibu, Ulul menjelaskan, kondisi postpartum depression juga dapat memberikan dampak kepada bayi berbagai aspek baik kognitif, psikologi, neurologi, dan motorik. Bayi juga akan menjadi lebih rewel sebagai respon untuk mencari dan mendapatkan perhatian ibunya.

Psikolog klinis Nuran Abdat, MPsi, yang turut hadir dalam diskusi tersebut, memaparkan bahwa angka kejadian gangguan mental pada ibu di negara berkembang memiliki rata-rata terbobot 15,6 persen saat hamil dan 19,8 persen saat melahirkan.

"Untuk di Indonesia sendiri tercatat sekitar 22,4 persen ibu mengalami depresi setelah melahirkan," tambah Nuran yang juga berpraktik sebuah klinik di Kemang.

Dia menyebutkan kondisi postpartum depression dapat diatasi dengan mengedukasi diri mengenai kondisi psikologis dan fisiologis saat kehamilan serta upaya menempatkan stressor dengan bijaksana.

Selain itu depresi berat juga bisa dicegah dengan melakukan latihan relaksasi seperti latihan pernapasan atau meditasi untuk mennangkan pikiran serta meningkatkan komunikasi dan kegiatan bersama pasangan.

Nuran juga menganjurkan untuk turut serta dengan kelompok dukungan ibu hamil guna mendapatkan wawasan terkait masa kehamilan dan setelah melahirkan.


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler