Anggota Parlemen India Singgung Lambatnya Tanggapan Polisi Atasi Bentrokan Hindu-Muslim
Tujuh orang meninggal dunia dalam kerusuhan di distrik Nuh dan Gurugram.
REPUBLIKA.CO.ID, GURUGRAM -- Anggota parlemen negara bagian Nuh dari partai oposisi Kongres Aftab Ahmed menyalahkan polisi setempat atas kerusuhan yang meletus di distrik Nuh dan Gurugram di negara bagian Haryana, India. Dia menilai petugas keamanan tidak bertindak cukup cepat.
Ahmed mengklaim, dia telah memberi tahu tentang pernyataan provokatif yang dibuat oleh para pemimpin Hindu. Namun, polisi nyatanya tidak mengambil tindakan.
Tapi, polisi Haryana mengklaim telah bertindak cepat dan mencegah kerusuhan menyebar. Bahkan dua polisi gugur dalam kekerasan tersebut.
Sebanyak tujuh orang meninggal dan lebih dari 70 lainnya luka-luka dalam kerusuhan di distrik Nuh dan Gurugram. Semua ini akibat prosesi keagamaan Hindu menjadi sasaran dan sebuah masjid diserang sebagai pembalasan.
Siklus kekerasan yang berlangsung selama 48 jam sejak 31 Juli 2023 dan berakhir pada Rabu (2/8/2023) telah memunculkan kembali ketegangan Hindu-Muslim di wilayah tersebut sejak 2015. Hukuman mati tanpa pengadilan terhadap dua pria Muslim di wilayah tersebut awal tahun ini oleh tersangka warga Hindu dan kegagalan menangkap tersangka utama telah memperburuk ketegangan. Tersangka utama mengatakan di media sosial, bahwa akan berpartisipasi dalam prosesi Hindu minggu ini. Akhirnya dia tidak muncul, kata polisi.
"Sungguh mengejutkan melihat bagaimana ketidakpercayaan antara dua komunitas tumpah ke jalanan," kata Menteri Dalam Negeri Haryana Anil Vij.
"Keamanan telah dipulihkan... membawa kelegaan dan keharmonisan sosial akan memakan waktu," kata Vij menyatakan pihak berwenang memahami masalah keamanan bisnis di Gurugram.
Gurugram di masa lalu telah menyaksikan ketegangan atas Muslim yang mengadakan sholat Jumat di ruang publik. Umat Islam pun dilarang menjual daging selama festival Hindu, yang ingin dilarang oleh kelompok Hindu untuk menghormati sentimen Hindu.
Bentrokan antara mayoritas Hindu India dan minoritas Muslim kadang-kadang pecah. Namun lebih jarang terjadi sejak pemerintah BJP Perdana Menteri Narendra Modi mengambil alih kekuasaan pada 2014.
Hanya saja ketegangan antara komunitas telah meningkat, dengan banyak Muslim mengatakan, mereka hidup dalam ketakutan karena para aktivis Hindu menjadi berani karena sikap politik Partai Bharatiya Janata (BJP).